WARTA SAMBAS - Beragam komplikasi kesehatan dapat timbul akibat infeksi virus corona, seperti pneumonia, gangguan jantung, dan gagal ginjal akut.
Selain masalah kesehatan tersebut, satu lagi komplikasi COVID-19 yang tengah menjadi sorotan adalah priapismus, yakni ereksi penis yang tak kunjung berhenti. Apa bahayanya kondisi ini?
Bagaimana COVID-19 Sebabkan Priapismus?
Priapismus sebagai salah satu komplikasi COVID-19 dialami seorang pria asal Ohio, Amerika Serikat. Pria berusia 69 tahun itu diketahui sempat mengalami gejala COVID-19 berat.
Baca Juga: Penularan Covid-19 dari Permukaan Benda Rendah, Namun Tetap Jangan Abaikan Disenfektan
Kasus ini sudah diterbitkan dalam jurnal American Journal of Emergency Medicine, pada Januari lalu. Menurut laporan tersebut, pria itu awalnya dirawat di Unit Gawat Darurat (UGD) setelah mengalami gejala batuk serta sesak selama sepekan.
Selama dirawat di rumah sakit, kondisi pernapasan pria ini terus turun hingga membutuhkan bantuan ventilator.
Keesokan harinya, saat sedang melakukan pemeriksaan berkala, perawat menyadari bahwa sang pria mengalami ereksi. Tim medis lantas menaruh kantong es di atas area penis untuk menghentikan ereksi pasien. Upaya itu tidak membuahkan hasil. Ereksinya tak kunjung berhenti dan berlangsung lebih dari 3 jam.
Dokter pun mendiagnosis pria itu mengalami ereksi berkepanjangan yang disebabkan oleh priapismus iskemik. Tim medis akhirnya memberikan obat yang disuntikkan ke pangkal penis. Ereksi akhirnya mereda setelah 30 menit pengobatan.