KNU mengungkapkan, lebih dari 12.000 penduduk desa melarikan diri dari rumah mereka karena serangan udara dan menyerukan embargo internasional atas penjualan senjata kepada militer Myanmar.
"Tindakan tidak manusiawi mereka terhadap warga sipil tidak bersenjata telah menyebabkan kematian banyak orang termasuk anak-anak dan pelajar," kata kelompok KNU dalam sebuah pernyataannya.
Media telah melaporkan bahwa sekitar 20 orang tewas dalam serangan udara di wilayah KNU dalam beberapa hari terakhir, termasuk hampir selusin orang tewas di tambang emas yang dikelola kelompok tersebut.
KNU menandatangani gencatan senjata dengan pemerintah pada 2012 untuk mengakhiri pemberontakan mereka selama 60 tahun.
Pertempuran juga berkobar di utara antara tentara dan pemberontak etnis Kachin dan pertempuran tersebut telah menyebabkan beberapa ribu orang mengungsi ke Thailand dan India.***