Network
WARTA SAMBAS – Peredaran Narkoba secara nasional, termasuk di Provinsi Kalimantan Barat, mayoritas dikendalikan Narapidana atau Napi dari balik tembok Rumah Tahanan (Rutan) atau Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).
“80 persen dikendalikan dari Lapas, termasuk di Kota Pontianak,” ungkap AKBP Ngatiya, Kepala Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Pontianak, dikutip WartaSambasRaya.com dari ANTARA, Rabu 24 Maret 2021.
Hal itu didasarkan pada temuan kasus oleh BNNP Kalimantan Barat, BNNK Pontianak, dan Polresta Pontianak selama ini. Seperti temuan 1,1 Kg sabu oleh Polresta. “Ini menunjukkan bahwa kerawanan penyebaran Narkoba masih dikendalikan dari Lapas," kata Ngatiya.
Untuk menekan persentase pengendalian Narkoba tersebut, Ngatiya mengaku telah berkoordinasi dengan para petugas Lapas atau Rutan. “Mereka menyampaikan bahwa hambatan penanganan terletak pada jumlah petugas yang sangat minim,” ungkapnya.
Baca Juga: Jual Kembali Obat yang Disita ke Sindikat Narkoba, Polisi Senior di Malaysia Ditangkap
Baca Juga: 3 Janda Ditangkap Polisi Karena Pakai Sabu-sabu
Olehkarenanya, Ngatiya menyarankan supaya Lapas atau Rutan memaksimalkan beberapa strategi, seperti mengawasi para pengunjung atau pembesuk dan barang yang dikirim atau dibawa “Entah itu makanan atau minuman, harus digeledah sebaik mungkin," ucapnya.
Ngatiya juga mengingatkan pihak Lapas atau Rutan untuk senantiasa waspada. "Kewaspadaan petugas itu harus ditingkatkan dan jangan biasa-biasa saja terhadap aktivitas di Lapas atau Rutan," katanya.
Ia menambahkan, para Napi mengendalikan peredaran Narkoba di perbatasan Indonesia-Malaysia dengan tujuan Pontianak. “Sejauh ini, peredaran Narkoba di Kalimantan Barat masuknya dari negeri seberang (Malaysia) baik melalui jalur darat maupun jalur laut,” ungkap Ngatiya.
