Kamu Harus Tahu, Begini Selingkuh Emosional dan Fisik serta Bahayanya

30 Januari 2023, 14:47 WIB
Ilustrasi Selingkuh /Pixabay

WARTA SAMBAS - Bicara tentang perselingkuhan seakan tak ada habisnya. Sebab, standar selingkuh setiap orang dapat beda-beda. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda pernah terjebak dalam perselingkuhan?

Perlu diketahui, masyarakat umumnya membagi selingkuh menjadi dua: selingkuh fisik (ketertarikan seksual) dan selingkuh emosional (benar-benar pakai hati). Di antara keduanya, selingkuh emosional katanya lebih berbahaya. Benarkah begitu?

Apa itu Selingkuh Emosional?

Selingkuh emosional umumnya dimulai dari sebuah persahabatan. Dengan menginvestasikan energi emosional dan waktu satu sama lain, persahabatan lama-kelamaan akan membentuk ikatan emosional yang kuat.

Baca Juga: Kaum Hawa Wajib Tahu, Ini Tujuh Jenis Kanker yang Sering Diderita Wanita

Pada akhirnya, hal tersebut akan merusak keintiman hubungan dengan pasangan masing-masing.

Ada orang yang menganggap bahwa selingkuh emosional yang mengedepankan hati dan perasaan tidaklah berbahaya. Namun sayangnya, para pakar justru berpendapat sebaliknya.

Jenis selingkuh nonfisik ini merupakan pintu gerbang yang menyebabkan perselingkuhan seksual. Di sisi lain, perselingkuhan fisik atau seksual jarang yang berujung ke hubungan emosional kuat karena hanya untuk memuaskan hasrat.

Tidak heran, para ahli mengatakan bahwa selingkuh emosional dapat menjadi akar dari permasalah besar.

Apa Tanda-Tanda Selingkuh Emosional?

Selingkuh hati dapat dikenali. Jika Anda merasa pasangan memiliki tanda seperti di bawah ini dengan orang lain, maka berhati-hatilah!

- Secara langsung atau tidak langsung sering meminta waktu untuk sendiri. Ini biasanya dilakukan saat pasangan Anda hendak berkomunikasi dengan selingkuhannya.

- Si teman atau sahabat ini memahami pasangan Anda jauh lebih baik daripada Anda sendiri. Dengan kata lain, pasangan Anda sudah menunjukkan sisi dalamnya kepada si sahabat.

- Pasangan Anda memberikan hadiah pribadi kepada teman atau sahabatnya tersebut. Umumnya, kalau sudah punya pasangan, seseorang akan membelikan kado dengan cara patungan. Ini bisa mencegah terjadinya salah paham.

Baca Juga: Hindari Konsumsi Bawang Putih Jika Punya Riwayat Penyakit Ini

- Keintiman hubungan dengan Anda menjadi berkurang. Dia justru lebih antusias jika berbicara tentang orang itu.

- Lebih senang berbagi dengan sahabatnya ketimbang dengan pasangannya sendiri.
Jadi lebih sering melamun.

- Tidak hanya itu, pasangan juga akan cenderung berkelit ketika Anda menunjukkan rasa cemburu.

Ia akan mengatakan, “kami hanya berteman/bersahabat.” Bahkan, dia cenderung membelanya ketimbang menghargai perasaan Anda sebagai pasangannya yang sah.

Jika memang benar tidak ada hubungan yang spesial, dia mungkin akan selalu mengajak Anda sebagai pasangannya ketika hendak bertemu dengan sahabat-nya itu.

Anda diperbolehkan untuk datang menjemput saat pasangan dan ‘sahabat’-nya selesai beraktivitas bersama. Ponsel pun akan selalu terbuka, tidak ada yang perlu dihapus atau disembunyikan.

Apakah Dampak Selingkuh Emosional Jauh Lebih Berbahaya dari Selingkuh Fisik?

Menanggapi pertanyaan tersebut, begini penjelasan Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog.

“Pada dasarnya, selingkuh hati maupun selingkuh fisik sama-sama tidak baik. Namun, selingkuh hati lebih memberikan kenyamanan, perasaan jatuh cinta momen kencan, membiarkan satu sama lain membuka sisi rapuh, membiarkan satu sama lain saling terikat dalam pemikiran-pemikiran hangat,” katanya.

Baca Juga: Bisa Bahaya, Jangan Coba Obat Ini usai Konsumsi Bawang Putih

“Jadinya, ya, memang (selingkuh emosional) dapat lebih membekas. Ini yang kesannya bikin selingkuh emosional jadi lebih bahaya daripada selingkuh fisik,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Ikhsan juga mengatakan, orang-orang yang telah melakukan selingkuh fisik umumnya tidak menyadari bahwa dirinya telah ‘membagi hati’.

“Ditambah lagi, kadang orang akan menganggap selingkuh itu harus sampai berhubungan badan. Padahal tidak mesti begitu. Sesuatu yang sudah melibatkan perasaan itu memang lebih deep dan justru susah diakhiri,” tutur Ikhsan.

“Untuk dampaknya terhadap korban, tentu sama. Ada perasaan kecewa dan sakit hati. Pasangan juga jadi lebih sulit percaya lagi dengan pelaku. Korban merasa diabaikan, jadi insecure dan merasa tidak berharga,” sambung Ikhsan, melengkapi penjelasan.***

Editor: Y. Dody Luber Anton

Tags

Terkini

Terpopuler