Waduh...Profesor Vaksionolog Asing Sebut Vaksinasi Covid-19 di Indonesia Salah Arah

- 14 Januari 2021, 07:00 WIB
Penyuntik vaksin Presiden Jokowi gemetaran. /Antara Foto/Agus Suparto
Penyuntik vaksin Presiden Jokowi gemetaran. /Antara Foto/Agus Suparto /

WARTA SAMBAS - Kim Mulholland, Profesor Vaksinologi London School of Hygiene and Tropical Medicine yang berbasis di Universitas Melbourne, menilai Pemerintah Indonesia salah arah dalam vaksinasi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

"Di Indonesia, kematian terbanyak (akibat Covid-19) adalah orang di atas 60 tahun," kata Mulholland, seperti diberitakan Pikiranrakyat-Depok.com dalam artikel berjudul "Langkah Vaksinasi Indonesia Dinilai Salah, Vaksinolog Universitas Melbourne: Harusnya Lansia Dulu", Rabu 13 Januari 2021.

Jika melihat semua penelitian yang dilakukan di setiap negara di dunia, kata Mulholland, bukti menunjukkan bahwa faktor risiko terbesar untuk menjadi sakit parah akibat Covid-19 adalah usia.

Baca Juga: 2 Pesawat Gagal Mendarat di Bandara Supadio Pontianak, Kecuali Sriwijaya Air

Argumen tersebut diperkuat pula oleh data yang dirilis Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia terkait usia pasien Covid-19.

Orang yang berusia di atas 60 tahun memang hanya mewakili 10 persen dari populasi Indonesia, tetapi 39 persen dari kematian akibat Covid-19.

Mulholland mengetahui, vaksinasi Covid-19 yang dilakukan Pemerintah Indonesia, untuk mencapai kekebalan komunal. "Dengan memvaksinasi orang dewasa muda yang merupakan penyebar penyakit paling kuat,” katanya.

Baca Juga: Sriwijaya Air Mendarat di Bandara Supadio Pontianak saat Cuaca Kurang Baik

Masalahnya, menurut Mulholland, tidak ada bukti yang menunjukkan vaksinasi mencegah penerima untuk tertular dan menularkan penyakit. "Vaksin yang efektif hanya terbukti mencegah penerima jatuh sakit," katanya.

Strategi yang diterapkan Pemerintah Indonesia adalah kebalikan dari sejumlah negara yang lebih dulu melakukan vaksinasi Covid-19.

Banyak ahli medis mengatakan, kelompok masyarakat pertama yang divaksinasi haruslah staf medis yang bertugas di garis depan kemudian Lanjut Usia (Lansia).

Baca Juga: Program Merdeka Belajar Siapkan BLT PIP Rp1 Juta untuk Anak Sekolah, Cek Penerimanya di Sini

“Terutama mereka yang lemah atau tinggal di fasilitas perawatan jangka panjang, telah terpengaruh secara tidak proporsional oleh pandemi Covid-19,” menurut penelitian terbaru yang diterbitkan di The Lancet, jurnal medis terkemuka dunia. 

Di Inggris, orang pertama yang menerima Vaksin Covid-19 adalah seorang pensiunan berusia 90 tahun.

Di Kanada, penerima pertamanya berusia 89 tahun. Di Jerman, seorang penghuni panti jompo berusia 101 tahun berada di antrean pertama. 

Baca Juga: Cek Online di eform.bri.co.id/bpum Jika Belum Dapat BLT UMKM Rp2,4 Juta

Adapun di Indonesia, vaksinasi fase pertama ditargetkan untuk petugas kesehatan, pekerja dari layanan publik seperti polisi, tentara, guru, dan birokrat.

Juru Bicara (Jubir) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Dr Nadia Wikeko mengatakan, Indonesia menargetkan vaksin Covid-19 pada usia produktif, 18 hingga 59 tahun.

Saat ini pihaknya belum menyelesaikan uji klinis tahap tiga untuk orang-orang di luar rentang usia ini dengan Vaksin Sinovac asal China.

Ia mengungkapkan bahwa pihaknya tengah menunggu tinjauan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk melihat pertimbangannya terkait vaksinasi terhadap orang di atas 60 tahun.***(Hizbi Muzadid/Pikiranrakyat-Depok.com)

Editor: Mordiadi

Sumber: Pikiran Rakyat Depok


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x