WARTA SAMBAS - Indonesia saat ini bukan hanya dihadapkan pada Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) tetapi juga 'infodemik', misinformasi dan disinformasi yang muncul di masa pandemi.
“Kami mendapatkan catatan di antara Maret dan Oktober 2020, terkait dengan Covid-19, di Facebook dan Instagram, ada 12 juta misinformasi dan disinformasi yang dibuat,” kata M Fadjroel Rachman, Staf Khusus (Stafsus) Presiden Bidang Komunikasi dan Juru Bicara (Jubir) Presiden, dikutip WartaSambasRaya.com dari laman Setkab, Sabtu 30 Januari 2021.
Fadjroel Rachman mengungkapkan infodemik di Facebook dan Instagram itu dalam acara Apresiasi Relawan dan Peluncuran Sahabat Jago Preventif secara virtual, tadi pagi.
Baca Juga: Nakes Sulit Daftar Vaksin Covid-19, Faqih: Hubungi IDI Setempat
Bukan hanya infodemik, kata Fadjroel, yang menjadi tantangan selama pandemi Covid-19, termasuk soal vaksinasi, tetapi juga persoalan yang berhubungan dengan dimensi keagamaan dan pengetahuan.
Pada dimensi keagamaan, jelas Fadjroel, permasalahannya terkait dengan kehalalan vaksin. Ia pun menegaskan, bahwa vaksin Sinovac telah dinyatakan suci dan halal berdasarkan fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Sedangkan pada dimensi pengetahuan, lanjut Fadjroel, permasalahannya adalah masih adanya keraguan sebagian masyarakat mengenai keamanan dan efektivitas vaksin.
Baca Juga: Ini Syarat Pasien HIV Dapatkan Vaksin Covid-19
Fadjroel kembali menegaskan, bahwa vaksin yang dipergunakan telah memperoleh Izin Penggunaan Darurat (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan telah teruji keamanan serta efektivitasnya.