Pendaki Gunung Everest Asal Norwegia Dinyatakan Positif covid-19

- 23 April 2021, 16:01 WIB
BASE camp Gunung Everest.*
BASE camp Gunung Everest.* /AFP/ Dhorma Sherpa/

WARTA SAMBAS - Virus Corona (Covid-19) dilaporkan telah mencapai Gunung Everest setelah seorang pendaki asal Norwegia dinyatakan positif terinfeksi saat pendakian.

Satu kasus Corona di Everest yang merupakan puncak tertinggi di dunia ini memupuskan harapan otoritas Nepal untuk menyukseskan musim pendakian tahun ini.

Baca Juga: Atta Halilintar Positif Covid-19 Lagi, Ridwan Kamil : Semoga Lekas Pulih

Dikutip WartaSambasRaya.com dari AFP, Jumat 23 April 2021, pandemi Corona menghancurkan musim pendakian tahun lalu, namun otoritas Nepal telah meredakan aturan karantina dalam upaya menarik lebih banyak pendaki meskipun ada kesulitan untuk merawat mereka jika ada yang terinfeksi.

"Diagnosis saya adalah Covid-19," tutur Erlend Ness kepada AFP via pesan Facebook pada Kamis, 22 April 2021 waktu setempat. "Saya baik-baik saya sekarang. Rumah sakit sedang merawat saya," pungkasnya.

Ness dievakuasi dari lereng Gunung Everest dengan helikopter dan dibawa ke sebuah rumah sakit di Kathmandu, Nepal, setelah menghabiskan waktu di base camp di Everest.

 Baca Juga: Konsumsi Bawang dan Garam buat Korban Positif Menjadi Negatif Covid-19, Benarkah? Berikut Pejelasan Ahli

Tidak diketahui pasti bagaimana kronologi  Ness tertular virus Corona ketika berada di puncak tertinggi di dunia tersebut.

Televisi Norwegia, NRK, yang mewawancarainya, melaporkan bahwa salah satu sherpa atau pemandu tim pendakian Ness juga dinyatakan positif Corona.

"Saya sungguh berharap agar tidak ada orang lain yang terinfeksi Corona di ketinggian gunung ini. Mustahil untuk mengevakuasi orang-orang dengan sebuah helikopter ketika mereka berada di ketinggian 8.000 meter," ucapnya, merujuk pada ketinggian Gunung Everest yang mencapai sekitar 8.848 meter.

Baca Juga: Para Dokter Diminta Buka Layanan Vaksinasi Covid-19 di Rumah

Diketahui bahwa, bernapas sangat sulit dilakukan di ketinggian yang sangat tinggi, dikarenakan pasokan oksigen sudah sangat berkurang, sehingga wabah penyakit apapun di kalangan pendaki memicu risiko kesehatan besar dan dapat menyebabkan kematian.***

Editor: Yuniardi

Sumber: AFP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x