Waktu pertama adalah ASI sebelum divaksinasi. Kedua, ASI setelah disuntik dosis pertama. Ketiga, ASI usai empat belas hari disuntik dosis kedua.
Hasil yang didapat cukup memuaskan. Mereka mengamati adanya peningkatan kadar antibodi IgG dan IgA spesifik SARS-CoV-2 secara signifikan di dalam ASI.
Baca Juga: Kelompok Retan Covid-19 Mesti Jadi Prioritas, Ini Dampaknya Jika Lansia Belum Divaksin
Pembentukan antibodi tersebut muncul tujuh hari setelah busui mendapatkan dosis vaksin pertama. Antibodi IgG paling banyak ditemukan.
IgG adalah antibodi yang ditemukan di darah dan cairan tubuh lainnya. Ketika tubuh mendeteksi adanya antigen (misalnya virus), sel darah putih akan menahan serta mengikat antigen tersebut.
Kemudian, sel darah putih akan memproduksi antibodi IgG untuk membunuhnya. Sedangkan, IgA adalah antibodi yang biasanya terbentuk ketika seseorang mengalami alergi.
Bukan di dalam darah, IgA berada di selaput lendir tubuh, khususnya saluran cerna dan pernapasan.
Kadar antibodi tersebut sayangnya menurun sebelum busui mendapatkan dosis vaksin yang kedua.
Setelah menerima dosis kedua alias dosis penguat, barulah antibodi IgG dan IgA kembali meningkat dan memberikan respons yang berkelanjutan.
Baca Juga: Masa Pandemi Covid-19 Munculkan 16 Tipe Kepribadian Orang! Segera Cek, Anda Termasuk Tipe yang Mana