Awalnya, Bidan Eva hanya menampung Bumil dari Nanga Silat, Kabupaten Kapuas Hulu selama sekitar 6 hari di rumahnya, sebelum persalinan.
Baca Juga: Bantuan Sosial PKH Cair ke Rekening, Ibu Hamil dan Balita Dapat Segini
Ketika banjir melanda sejumlah kabupaten di Kalbar, termasuk di Sintang, dari diskusi group DPC Iwapi Kabupaten Sintang tercetuslah ide untuk menyediakan Rumah Tunggu Persalinan.
"Rumah saya sudah menampung 3 KK dan 1 KK dari Nanga Silat. Jadi tercetuslah ide kalau rumah saya ini dijadikan Rumah Tunggu Kelahiran saja," cerita Bidan Eva.
Sejak 8 November 2021 rumah Bidan Eva pun dijadikan Rumah Tunggu Persalinan untuk membantu para Bumil yang menjadi korban banjir Sintang.
"Selama banjir ini kan ada cerita yang begitu memprihatinkan, ada Bumil melahirkan di sampan. Kita perempuan ya, bersalin di tempat nyaman saja tidak mampu mengurangi nyeri, apalagi di sampan, itu sudah luar biasa," kata Bidan Eva.
Baca Juga: Ini yang Mesti Dilakukan Ibu Hamil dan Balita usai Cairkan BLT Rp6 Juta
Dengan harapan tidak ada lagi kasus Bumil melahirkan di sampan atau tempat lainnya itulah di saat banjir, disiapkan Rumah Tunggu Kelahiran ini.
"Jadi yang sudah dekat dengan tanggal persalinannya, dipersilakan untuk menginap di sini Rumah Tunggu Kelahiran," ajak Bidan Eva.
Rumah Tunggu Kelahiran ini terbilang sudah berpengalaman dalam menangani Bumil, hal ini bisa dilihat ketika mereka kedatangan Bumil dari Nanga Silat, Kabupaten Kapuas Hulu.