Sebaiknya Ikut Panduan Ini, Jika Kamu Ziarah ke Makam Ulama Besar Minangkabau

- 31 Maret 2024, 18:24 WIB
Ilustrasi ziarah kubur menjelang bulan suci Ramadhan
Ilustrasi ziarah kubur menjelang bulan suci Ramadhan /Freepik/

WARTA SAMBAS - Sebagai satu di antara organisasi yang dibidani oleh ulama-ulama Minangkabau, PERTI sudah melewati sejarah panjang. Dalam rentang sejarah itu, terdapat tokoh-tokoh yang menjadi panutan sekaligus sanad ilmu, yang selayaknya secara berkala diziarahi untuk mengokohkan madad ilmu. Ibarat kata ulama di surau, “menziarahi guru yang hidup menambah ilmu, menziarahi guru yang telah wafat menambah ma’rifat.”

Oleh sebab itu perlu rasanya peta ziarah, terutama bagi generasi muda yang belum menyelami keberadaan ulama-ulama besar Minangkabau dari kalangan PERTI.

Baca Juga: Apakah Musik Halal atau Haram? Simak Jawaban Ustaz Adi Hidayat Berikut

Sebaiknya ziarah dimulai dari thabaqat awal ulama PERTI, yang terdiri dari “soko guru” dari ulama-ulama tersebut. Di antara ulama yang menjadi soko guru ulama PERTI itu ialah Baliau Banuhampu, Syaikh Abdurrahman al-Khalidi Batuhampar dan para penghuni Gobah Batuhampar, Maulana Syaikh Ibrahim Kumpulan, Syaikh Amrullah Maninjau, Syaikh Muhammad Sa’ad al-Khalidi Mungka, Syaikh Abdullah Halaban, Syaikh Abdus Shamad Biaro, dan Syaikh Yahya al-Khalidi Magek.

Kemudian baru beranjak kepada generasi pertama ulama PERTI, di antaranya Syaikh Sulaiman Arrasuli Candung, Syaikh Abbas Qadhi Ladang Laweh, Syaikh Abdul Wahid Tobekgodang, Syaikh Arifin Batuhampar, Syaikh Jalaluddin “Ongku Karuang” Sicincin Payakumbuh, Syaikh Muhammad Jamil Jaho, Syaikh Ahmad Thahir Batutagak, Syaikh Salim Bayur, dan lain-lain. Terakhir generasi ke-dua ulama PERTI, seperti Syaikh Husain Amin Pasia, Syaikh Zakaria Labai Sati Malalo, Syaikh Muhammad Kanis Tuanku Tuah, Syaikh Mansur Datuak Nagari Basa Kamang, Syaikh Arifin Jamil Tuanku Solok, Syaikh Yunus Yahya Magek, Syaikh Mahmud Abdullah Tarantang, Syaikh Mukhtar Ongku Lakuang, dan lain-lain.

Kalau untuk Luak nan Tuo, Tanah Datar, ziarah bisa dilakukan mulai dari Jaho, yaitu Syaikh Muhammad Jamil Jaho, kemudian terus ke Malalo, yaitu makam Syaikh Zakaria Labai Sati Malalo dan Syaikh Yahya al-Khalidi Malalo. Selanjutnya dapat mengunjungi maqbarah ulama-ulama PERTI lainnya. Jangan lupa, bila sudah di Tanah Datar, berkunjung ke makam satu di antara Waliyullah, yaitu Maulana Syaikh Abdurrahman al-Khalidi Kumango atau Beliau Kumango. Beliau ialah guru dari beberapa ulama PERTI, terutama dalam Thariqat Sammaniyah dan Silek Kumango. Selain itu bila sampai di Barulak, dua ulama besar abad 19, sangat patut dikunjungi, yaitu makam Syaikh Muhammad Thahir Barulak dan Syaikh Muhammad Jamil Tungkar, di mihrab Mesjid Taqwa Barulak.

Baca Juga: Mengapa Rasulullah Tidak Bisa Membaca? Begini Penjelasan Cerdas Gus Baha

Jika di Luak Agam, bisa mulai dari Baliau Ladang Laweh, yang makamanya dibagian Mihrah Mesjid Ladang Laweh. Makam beliau ialah tempat ziarah penting dari ulama-ulama tua PERTI. Hampir setiap tahun Syaikh Canduang menziarahi makam ini bersama murid-muridnya. Menurut riwayat, Baliau Ladang Laweh inilah yang memulai halaqah dengan berpedoman kepada sistematika kitab / ilmu-ilmu sebagaimana yang ada di Mesjidil Haram. Sistem halaqah ini kemudian dicontoh, dan diejawantahkan pada Madrasah Tarbiyah Islamiyah.

Setelah Makam Baliau Ladang Laweh, tidak jauh dari situ terdapat Makam Syaikh Abbas Qadhi Ladang Laweh (Ayah Buya Sirajuddin Abbas). Kemudian bisa terus ke Canduang, Makam Syaikh Sulaiman Arrasuli, terus ke Biaro, makam guru Syaikh Canduang yaitu Syaikh Abdusshamad Biaro. Dari Biaro terus ke Kamang Magek, yaitu makam Syaikh Yahya al-Khalidi Magek dan anaknya Syaikh Yunus Yahya Magek, tempatnya di bagian mihrah Surau Baru Magek.

Halaman:

Editor: Y. Dody Luber Anton


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x