FAA Sudah Peringatkan Bahaya 'Gagal Mesin' Pesawat Sriwijaya Air SJ 182

10 Januari 2021, 17:53 WIB
Ilustrasi Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 /

WARTA SAMBASFederal Aviation Administration (FAA), Lembaga Regulator Penerbangan Sipil Amerika Serikat (AS) pernah menerbitkan peringatan terkait pengoperasian pesawat jenis Boeing 737 Next Generation (NG) dan Classic pada Juli 2020.

Untuk jenis Boeing 737 NG meliputi seri 600, 700, 800, dan 900. Sementara Boeing 737 Classic terdiri atas seri 300, 400, 500 yang juga dipakai maskapai Indonesia termasuk Sriwijaya Air.

Sebagaimana diberitakan JurnalPresisi.com dalam artikel berjudul “Dipakai SJ 182 yang Jatuh, Jenis Boeing 737 500 Sudah Diperingatkan Bahaya Gagal Mesin Karena Ini”, Minggu 10 Januari 2021, peringatan tersebut ditujukan untuk pesawat maskapai AS yang tidak dioperasikan selama tujuh hari berturut-turut atau lebih saat pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Di dalam mesin pesawat CFM56 yang dipakai Boeing 737 Classic yang tidak beroperasi selama tujuh hari berturut-turut atau lebih, ditemukan korosi (karat) di bagian air valve check.

Baca Juga: Sriwijaya Air SJ 182 Jatuh, Kecelakaan Maut Pesawat ke-13 di Indonesia Sejak Tahun 2000

Terbang dengan kondisi air valve check yang "menyangkut" tidak bisa menutup itu, menurut FAA bisa mengakibatkan dual engine power loss, atau kedua mesin pesawat mati (gagal mesin) saat di udara, dan tidak bisa di-restart lagi.

Air valve check umumnya terbuka saat mesin pesawat bekerja maksimal, seperti saat take-off, dan menutup saat berada di ketinggian jelajah (cruising).

Peringatan FAA tersebut dikeluarkan setelah menerima empat laporan terbaru terkait matinya mesin tunggal pada pesawat yang lama diparkir. Setelah diusut, mereka menemukan air check valve rusak saat mengeluarkan pesawat dari penyimpanan.

Baca Juga: Sudah Ditemukan, Ini Lokasi Kotak Hitam Sriwijaya SJ-182

Karena itu, FAA mengimbau agar pesawat Boeing 737 yang sudah diparkir tujuh hari berturut-turut atau lebih agar tidak dioperasikan demi keamanan.

Selaku produsen 737 Classic, Boeing pun mengatakan, jika pihaknya telah memberitahu seluruh maskapai operator Boeing 737 di seluruh dunia, untuk melakuan inspeksi pesawat terutama yang disimpan.

"Banyak pesawat yang disimpan atau jarang diterbangkan karena sepinya penumpang akibat pandemi Covid-19, valve mesin jadi lebih mudah berkarat," tulis pihak Boeing seperti yang dikutip dari Reuters pada artikel yang tayang 24 Juni 2020.

Baca Juga: Fasilitasi Keluarga Korban SJ-182, RS Polri Buka Layanan Hotline dengan Nomor 0812-3503-9292

Terkait jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182 Perusahaan Boeing yang berdomisili di Chicago, Amerika Serikat ini memberikan tanggapan. "Kami mengetahui pemberitaan media dari Jakarta terkait penerbangan Sriwijaya Air SJ-182," cuit akun twitter @boeing yang dikutip Minggu 10 Januari 2021.

Boeing pun menyatakan keprihatinannya pada kecelakaan Sriwijaya Air dan siap mendukung di masa-masa yang sulit ini. "Pikiran kami tertuju pada kru, penumpang, dan keluarga mereka. Kami berhubungan dengan pelanggan maskapai kami dan siap untuk mendukung mereka selama masa sulit ini," cuit pihak Boeing kembali.

Sementara itu, dilansir dari Planespotters.net pada 10 Januari 2021, pesawat yang kini statusnya dinyatakan crashed tersebut sudah berganti kepemilikian tiga kali sejak dioperasikan perdananya pada 31 Mei 1994. Sriwijaya Air sendiri baru mengoperasikan pesawat ini pada 15 Mei 2012.

Diberitakan sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Sabtu 9 Januari 2021 sore, sudah dipastikan layak terbang.

"Pesawat dalam kondisi sehat," kata Jefferson Irwin, Direktur Utama (Dirut) Sriwijaya Air, saat jumpa pers di Bandara Soekarno-Hatta.

Baca Juga: Mampu Lihat Dasar Laut, Kapal ARA Dikerahkan Cari Pesawat SJ 182

Irwin menjelaskan, sebelum terbang, pemeriksaan telah dilakukan terhadap pesawat Sriwijaya Air SJ182 dan dinyatakan tidak mengalami kerusakan.

Sebelum hilang kontak (lost contact), lanjut dia, SJ 182 sudah terbang ke Pontianak dan Pangkal Pinang. Ketika terbang lagi ke Pontianak dari Jakarta, seharusnya tidak masalah.

Terkait delayed atau keterlambatan penerbangan dari Jakarta-Pontianak itu, kata Irwin, bukan karena ada kerusakan. "Ujan deras, makanya ada delayed 30 menit saat boarding," jelasnya.

Baca Juga: Terkini, Petugas Evakuasi 5 Kantong Berisi Potongan Tubuh Penumpang Sriwijaya Air SJ 182

Seperti diketahui, pesawat Sriwijaya Air Boeing 737-500 tersebut dikabarkan lepas landas pada pukul 14.36 WIB, dan seharusnya tiba di Pontianak pada pukul 15.15 WIB.

Pesawat dengan nomor registrasi PK-CLC itu terlihat terbang ke arah Barat, lalu membelok ke arah Utara.

Terakhir kali kontak Sriwijaya Air dengan Air Traffic Control (ATC) saat pesawat tersebut melintasi bagian utara Jawa.

Dilansir situs Flight Radar, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sempat kehilangan ketinggian sebelum hilang kontak.

Baca Juga: Kontak Senjata dengan KKB di Papua, Prajurit TNI Gugur

Kemudian Pesawat terjun bebas (freefall) sekitar 10.000 kaki ke 250 kaki, hanya dalam waktu kurang dari satu menit.

Terkait kecelakaan pesawat Sriwijaya Air tersebut, kata Irwin, pihaknya akan memberikan pendampingan kepada keluarga korban.

"Kami akan bekerja dalam proses pencarian pesawat ini. Untuk selanjutnya kami akan mengumpulkan informasi lebih lanjut," kata Jefferson.***(Novandryo Witar/JurnalPresisi.com)

 

Editor: Mordiadi

Sumber: ANTARA Jurnal Presesi

Tags

Terkini

Terpopuler