Pendaki Hilang di Gunung Guntur Ditemukan, Gibran Mengaku Merasa di 'Dunia Lain'

25 September 2021, 09:35 WIB
Muhammad Gibran Arrasyid, pendaki hilang di Gunung Guntur ditemukan Tim SAR Gabungan setelah 6 hari pencarian. /

 

WARTA SAMBAS - Muhammad Gibran Arrasyid (14), pendaki hilang di Gunung Guntur ditemukan setelah 6 hari pencarian.

Gibran si bocah pendaki hilang di Gunung Guntur ditemukan di kawasan Curug Cikoneng oleh Tim SAR Gabungan.

Menurut Tim SAR Gabungan, Gibran si bocah pendaki hilang di Gunung Guntur ditemukan dalam keadaan sehat wal'afiat, tidak kelaparan dan kehausan.

"Alhamdulillah ia ditemukan dalam keadaan selamat," ujar Supriono, Kasi Operasi dan Siaga Basarnas Jabar, seperti dikutip WARTA SAMBAS dari Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul "Misteri Hilangnya Gibran 6 Hari di Gunung Guntur Garut, Terungkap Kondisinya Saat Ditemukan", Sabtu 25 September 2021.

Seperti diketahui, Gibran dilaporkan hilang pada Minggu 19 September 2021 ketika mendaki bersama 13 rekannya sejak Sabtu 18 September 2021 sore.

Gibran ditemukan Tim SAR Gabungan pada Jumat 24 September 2021 sekitar pukul 17.00 WIB atau 6 hari sejak dilaporkan hilang.

Baca Juga: Pendaki Hilang di Gunung Guntur Garut, Gibran Belum Ditemukan di Hari ke-2 Pencarian

Lokasi penemuannya, di Curug Cikoneng yang jaraknya sekitar 750 meter dari Pos 3, lokasi pertama Gibran dinyatakan hilang.

Menurut Supriono, saat ditemukan Gibran dalam posisi istirahat di kawasan Curug Cikoneng.

Secara fisik, Gibran terlihat baik-baik saja. Tetapi lemas karena kurangnya asupan makanan dan minuman selama 6 hari.

Gibran dievakuasi Tim SAR Gabungan menuju base camp pendakian Gunung Guntur, Garut pada pukul 17.41 WIB di hari ia ditemukan.

Dari base camp, Gibrang langsung dibawa menggunakan ambulans Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) ke Puskesmas Tarogong.

"Ia dinyatakan hilang selama enam hari sehingga perlu mendapat penanganan medis," kata Supriono.

Ia menambahkan, dalam pencarian Gibran di Gunung Guntur Garut ini melibatkan banyak pihak.

Pihak yang terlibat tersebut di antaranya Kantor SAR Bandung, BPBD Garut dan BKSDA Garut.

Kemudian Sabhara Polres Garut, Polsek Tarogong Kaler, Forum Relawan Kabupaten Garut, dan Koramil Tarogong.

Selain itu, masih ada unsur lainnya dari PMI Kabupaten Garut, Tagana, Pecinta Alam Kabupaten Garut, dan Volunteer Cikuray.

Terlibat pula Baguna Kabupaten Garut, Vertical Rescue, Wanadri, Wapalapa, Sigap Persis, FKPA Majalaya, Mata Angin, dan masyarakat setempat.

Terkait kasus pendaki hilang ini, Supriono pun mengimbau seluruh pecinta alam untuk selalu menaati peraturan saat melakukan pendakian.

Salah satu aturan tersebut, ungkap Supriono, wajib melapor ke petugas pintu masuk Gunung Guntur.

Sehingga begitu ada masalah, pihak-pihak terkait bisa secepat mungkin memberikan respon, menggerakkan tim pencarian awal.

Sementara itu, dalam kasus hilangnya Gibran di Gunung Guntur Garut ini terdapat hal ganjil berbau mistis.

Gibran sudah hilang 6 hari, tetapi ia mengaku tidak pernah merasakan waktu malam hari.

Bahkan Gibran merasa hanya beberapa jam saja terpisah dengan teman-temannya sesama pendaki Gunung Guntur Garut.

Pengakuan mengejutkan Gibran ini diungkapkan Kepala Komando Rayon Militer (Koramil) Tarogong, Kapten (Inf) Dedi Saepuloh.

"Tadi saya sempat ngobrol dengan dia (Gibran)," kata Dedi Saepuloh, seperti dilansir KabarPriangan.com dalam artikel berjudul "Cerita Mistis Selama 6 Hari Hilang di Gunung Guntur, Gibran MengakuTak Pernah Bertemu Malam, Haus dan Lapar", Sabtu 25 September 2021.

Dedi mengatakan, Gibran mengaku selama ini tidak pernah menemukan malam hari, terus saja siang.

"Ia merasa hanya beberapa jam saja terpisah dengan teman-temannya yang berangkat bareng saat melakukan pendakian," kata Dedi.

Gibran merasa di 'Dunia Lain' ketika keluar dari tenda, beberapa saat setelah teman-temannya mendaki ke Puncak Gunung Guntur.

"Saat itu ia merasa ingin sekali buang air kecil, sehingga keluar dari tenda, tetapi tiba-tiba ia merasa sudah berada di dunia lain," ujar Dedi.

Tetapi di 'Dunia Lain' itu Gibran merasa tidak sendirian, banyak orang yang menemaninya. Sehingga tidak kesepian di tinggal teman-temannya.

Selama itu Gibran juga tidak merasa lapar dan haus, karena ada orang yang memberikannya makanan dan minuman.

"Hanya baru sebatas obrolan itu tadi yang sempat kami lakukan. Tak lama setelah ditemukan dan dievakuasi," kata Dedi.

Lantaran setelah itu, Gibran harus di bawah ke Puskesmas Tarogong untuk menjalani pemeriksaan kesehatan.

Menurut Dedi, kasus seperti yang dialami Gibran ini bukan kali pertama terjadi di Gunung Guntur.

Sebelumnya, pernah juga ada seorang pendaki yang dinyatakan hilang. Ditemukan Tim SAR Gabungan pada hari ketiga.

Pendaki tersebut, lanjut Dedi, juga merasa hal sama seperti yang dirasakan Gibran, tiba-tiba merada di alam lain ketika terpisah dari teman-temannya.

"Saat itu, warga juga menemukan pendaki yang hilang di kawasan Curug Cikoneng," ungkap Dedi.

Bedanya, tambah dia, kalau Gibran ditemukan setelah 6 hari dan masih
mengenakan pakaian lengkap.

Sedangkan pendaki itu ditemukan setelah 3 hari akan, tetapi sudah dalam kondisi telanjang. Tetapi juga selamat.

Dedi pun memuji sikap warga setempat yang selalu ikut aktif melakukan pencarian ketika ada pendaki yang dilaporkan hilang.

Bahkan mereka melakukannya tanpa mengenal rasa lelah, karena ada keyakinan korban akan bisa ditemukan dalam kondisi selamat.***

Editor: Mordiadi

Sumber: Kabar Priangan Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler