Presiden Jokowi pun meminta agar kepala daerah dan petugas di lapangan dapat memprioritaskan upaya pencegahan.
"Pencegahan harus diprioritaskan, jangan terlambat. Di negara besar pun ada kejadian kebakaran yang besar, sampai ada kota yang ikut terbakar. Hal-hal seperti ini betul-betul harus kita jadikan pelajaran. Sekali lagi prioritaskan pencegahan, jangan terlambat," ucap Presiden menegaskan.
Selain itu Presiden meminta agar manajemen lapangan harus terkonsolidasi dan terkoordinasi.
"Artinya di desa kalau ada api kecil langsung diberitahukan agar bisa tertangani di depan, kalau sudah terlanjur besar baru ketahuan, sulit memadamkan," ungkap Presiden.
Baca Juga: Pemerintah Diminta Integrasikan Pelabuhan dengan Pusat Kegiatan Perikanan
Semua pihak harus digerakkan untuk deteksi dini serta monitoring di area-area yang rawan hotspot.
"Saya pikir sudah tahu semua di mana yang rawan, di mana yang harus diwaspadai dan up date kondisi lapangan setiap hari, kondisi di lapangan terpantau setiap hari," ujar Presiden.
Presiden Jokowi meminta agar ada pemanfaatan teknologi untuk monitoring dan pengawasan dengan sistem dashboard.
"Di Riau sudah bagus, Polda punya aplikasi teknologi untuk mengecek sampai bawah. Libatkan babinsa, babinkambtibmas kepala desa untuk pencegahan, beri edukasi terus-menerus kepada perusahaan, korporasi masyarakat, terutama di daerah dengan kecendurungan peningkatan hot spot," tutur Presiden.
Baca Juga: Bengkulu Raih Peringkat Kedua Nasional Partisipasi Pilkada 2020