Utang-utang Garuda Indonesia tersebut, jelas Erick Thohir, karena leasing cost termahal yang mencapai 26 persen dan dikorupsi lagi.
Kendati demikian, Kementerian BUMN selaku pemegang saham mayoritas Garuda Indonesia tidak tinggal diam.
"Kita tetap berusaha membuka opsi-opsi lain, paling tidak, agar bisa membantu pemulihan Garuda Indonesia," kata Erick Thohir, seperti dikutip WARTA SAMBAS dari ANTARA, Kamis 4 November 2021.
Termasuk, lanjut Erick Thohir, menyusun strategi dan fokus baru untuk bisnis penerbangan domestik Garuda Indonesia. ***