Gempa Magnitudo 7,1 Guncang Perbatasan Filipina-Indonesia, BMKG: 8 Kali Susulan

12 Agustus 2021, 09:19 WIB
Gempa Magnitudo 7,1 Guncang Perbatasan Filipina-Indonesia /Tangkap layar/BMKG/

WARTA SAMBAS - Gempa tektonik magnitudo 7,1 mengguncang Davao-Kepulauan Talaud, perbatasan negara Filipina-Indonesia, Kamis 12 Agustus 2021 pukul 00.46.15 WIB dini hari.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, Pusat Gempa di perbatasan Filipina-Indonesia ini terletak di koordinat 6,45 derajat Lintang Utara dan 126,73 derajat Bujur Timur.

Gempa tektonik ini di laut pada jarak 63 kilometer timur Pondaguitan, Filipina atau pada jarak 270 Kilometer Utara Melonguane, Kepulauan Talaud, Indonesia, dengan kedalaman 44 Kilometer.

Bepala Badan Mitigasi Gempa Bumi dan Bencana BMKG, Daryono mengatakan, berdasarkan episenter dan kedalaman hiposenternya, ini Gempa dangkal.

Baca Juga: Gempa Terkini di Kabupaten Tanggamus, BMKG: Magnitudo 5,5 di 10 Km Kedalaman Laut

Gempa perbatasan Filipina-Indonesia tersebut akibat aktivitas subduksi Lempeng Laut Filipina yang menunjam ke bawah Filipina di zona megathrust.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa mempunyai mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," kata Daryono, seperti dikutip WARTA SAMBAS dari PMJ News, Kamis 12 Agustus 2021.

Thrust fault ini, lanjut Daryono, merupakan ciri khas mekanisme sumber gempa di zona tumbukan lempeng di zona megathrust.

Daryono mengungkapkan, guncangan Gempa ini dirasakan sangat kuat di wilayah Davao Filipina mencapai skala intensitas V-VI MMI yang berpotensi merusak.

Gempa juga dirasakan kuat di wilayah Indonesia khususnya di Kepulauan Talaud dalam skala intensitas III-IV MMI di mana guncangan dirasakan oleh orang banyak.

Guncangan Gempa perbatasan Filipina-Indonesia juga dirasakan di Sangihe dan Bitung dalam intensitas II-III MMI.

Namun Daryono mengaku, belum menerima laporan terkait kerusakan akibat Gempa perbatasan Filipina-Indonesia tersebut.

Lantaran jarak Pusat Gempa ke daratan wilayah Filipina cukup jauh, sekitar 80 Kilometer, kemungkinan tidak menyebabkan kerusakan di darat.

"Hasil pemodelan menunjukkan Gempa ini tidak berpotensi tsunami. Karena relatif dalam untuk dapat memicu gangguan kolom air laut dan tsunami," jelas Daryono.

Hingga pukul 06.00 WIB tadi, lanjut Daryono, terjadi 8 kali Gempa Susulan (Aftershock) minimum magnitudo 4,1 dan maksimum magnitudo 5,3.

Berdasarkan catatan sejarah gempa besar di zona Tunjaman Lempeng Laut Filipina, wilayah ini sering terjadi gempa besar dan merusak pada masa lalu.

Berikut sejarah Gempa di kawasan tersebut:

1. Gempa merusak Kepulauan Talaud 23 Oktober 1914 (M 7,4).

2. Gempa merusak Davao 14 April 1924 (M 8,2)

3. Gempa merusak Davao 25 Mei 1943 (M 7,6)

4. Gempa merusak Halmahera 27 Maret 1949 (M 7,0).

5. Gempa merusak Davao 19 Maret 1952 (M 7,7)

6. Gempa merusak Kepulauan Talaud 24 September 1957 (M 7,2).

8. Gempa merusak Halmahera Utara dan Morotai 8 September 1966 (M 7,7).

9. Gempa merusak Kepulauan Talaud 30 Januari 1969 (M 7,6).

10. Gempa merusak Maluku Utara dan Morotai Morotai pada 26 Mei 2003 (M 7,0).***

Editor: Mordiadi

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler