Nicke Widyawati Dinobatkan Jadi Perempuan Paling Berpengaruh di Dunia, Peringkat 17 dari 100 Orang

11 Oktober 2021, 17:34 WIB
Dirut PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati jadi salah satu perempuan paling berpengaruh di dunia. /Dok. Pertamina

WARTA SAMBAS - Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dinobatkan jadi perempuan paling berpengaruh di dunia versi Majalah Fortune.

Nicke Widyawati bertengger di peringkat ke-17 dari 100 perempuan paling berpengaruh di dunia.

Predikat sebagai perempuan paling berpengaruh di dunia ini disematkan kepada Nike Widyawati, lantaran keberhasilannya melewati triple shock yang mengurangi laba Pertamina.

Adapun triple shock yang menjadi faktor menurunnya laba Pertamina tersebut terdiri atas:

1. Jatuhnya harga minyak

2. Penurunan permintaan bahan bakar

3. Tekanan nilai tukar yang dialami Pertamina selama pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Juga: Kebakaran Kilang Minyak Pertamina di Cilacap, Pasokan BBM Jawa Tengah dan Yogyakarta Tetap Aman

Majalah Fortune mengakui kemampuan Nicke Widyawati menjadi Pertamina dalam kondisi lebih baik dan mencapai target produksi Minyak dan Gas Bumi pada paruh pertama 2021.

Majalah prestisius di tingkat global ini juga mengakui kalau Nicke Widyawati terus mendukung transisi energi Indonesia.

Salah satunya dibuktikan dengan membangun portofolio energi baru terbarukan untuk memberikan energi bersih bagi Indonesia di masa depan.

Majalah Fortune menempatkan Nicke Widyawati sebagai perempuan paling berpengaruh di dunia, bersama sejumlah CEO global.

Baca Juga: Ahok Diminta Pensiun dari Komisaris Utama Pertamina, Nicholas Sean: Jadi Kita Bisa Pergi Berburu Lagi

Berikut CEO perempuan paling berpengaruh di dunia di atas peringkat Nicke Widyawati:

1. CEO GlaxoSmithKline Emma Walmsley peringkat pertama

2. CEO Ping An Group Jessica Tan peringkat kedua

3. CEO Banco Santander Ana Botin peringkat ketiga, dan

4. CEO Macquarie Group Ltd Shemara R Wikramanayake peringkat keempat.

Baca Juga: Kilang Minyak Balongan Indramayu Terbakar, Pertamina Pastikan Stok BBM Nasional Cukup untuk 28 Hari ke Depan

Sementara CEO perempuan paling berpengaruh di dunia yang peringkatnya di bawah Nicke Widyawati terdiri atas:

1. President Global Foods & Refreshment Unilever Hanneke Faber peringkat ke-23

2. CEO Norsk Hydro Hilde Merete Aasheim peringkat ke-24

3. CEO P&G Alexandra Keith peringkat ke-37, dan

4. CEO OCBC NISP Helen Wong peringkat ke-41.

Setelah dinobatkan sebagai salah satu perempuan paling berpengaruh di dunia, Nicke Widyawati menilai, ini sebagai bukti kepercayaan internasional terhadap Pertamina.

“Ini bukti nyata besarnya kepercayaan internasional terhadap Pertamina yang terus bergerak mengantisipasi transisi energi,” kata Nicke Widyawati, seperti dikutip WARTA SAMBAS dari ANTARA, Senin 11 Oktober 2021.

Baca Juga: Kebakaran Kilang Minyak Pertamina Indramayu Ancam Pasokan Bahan Bakar ke Sentra Bisnis dan Pemerintahan?

Seperti diketahui, Nicke Widyawati telah mencanangkan dan fokus menjalankan transisi energi serta langkah dekarbonisasi pada operasional perusahaan dari hulu hingga hilir.

Hal ini sejalan dengan penilaian atas implementasi aspek Environment, Social & Governance (ESG) Pertamina yang mengalami peningkatan signifikan.

Semula ESG Pertamina mendapat skor 41,6 atau termasuk kategori Several Risk (Februari 2021) menjadi 28,1 kategori Medium Risk pada September 2021.

Perbaikan skor tersebut telah menempatkan Pertamina di peringkat 15 perusahaan di industri, serta peringkat kedelapan sub-industri minyak dan gas dunia.

Baca Juga: Kebakaran Pertamina Indramayu Jadi Sorotan Media Asing

Posisi Pertamina sebagai perusahaan yang termasuk kategori Medium Risk dalam implementasi ESG juga disandang perusahaan global Repsol, ENI, PTT Public Co, dan TotalEnergies.

Posisi itu berada di atas Royal Ducth Shell, BP, Exxon Mobil yang masih terkategori High Risk, serta Chevron, Petrobras dan Petronas yang dinilai masuk kategori Severe Risk.

Peringkat tersebut meningkat dengan adanya langkah-langkah terencana Pertamina dalam aksi penyelamatan iklim dan transisi energi menuju net zero.

Penyelamatan iklim tersebut terdiri atas dekarbonisasi operasional, bentuk portofolio untuk investasi pertumbuhan hijau, serta percepatan inovasi dan pertumbuhan hijau.

“Saya akan memastikan seluruh inisiatif strategis untuk mewujudkan green transition terus berlanjut," kata Nicke Widyawati.

"Mampu mencapai target pengurangan emisi gas rumah kaca antara 29-41 persen pada 2030,” pungkas Nicke Widyawati.***

Editor: Mordiadi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler