Kelompok tersebut mendesak militer untuk membuka dialog dengan penentang kudeta dan menyelesaikan krisis dengan cara politik.
Dikutip dari Aljazeera, “Pembunuhan brutal terhadap warga sipil tak berdosa semacam ini tidak dapat diterima,” ungkap Khine Thu Kha, juru bicara AA.
Jika kelompok tersebut angkat senjata, Debbie Stothard dari Federasi Internasional untuk Hak Asasi Manusia mengatakan kepada AFP bahwa situasi dapat merosot menuju perang saudara.
Baca Juga: Pimpinan Panitia Terbentuk, DPR Optimis RUU Otsus Papua Segera Selesai
Diketahui, 24 pemberontakan etnis minoritas telah berkobar di Myanmar sejak kemerdekaan dari penjajahan Inggris pada tahun 1948, pemberontak memperebutkan otonomi, identitas etnis, obat-obatan dan sumber daya alam.
Militer telah berusaha untuk memutuskan kesepakatan dengan beberapa kelompok bersenjata dan awal bulan ini mengeluarkan AA dari daftar organisasi teroris.
Namun selama akhir pekan, militer Myanmar telah melancarkan serangan udara di negara bagian Karen timur yang menargetkan Brigade Kelima Persatuan Nasional Karen, setelah kelompok itu merebut beberapa pangkalan militer.***