Tindakan refresif tersebut dilakukan hanya beberapa jam setelah Utusan Khusus Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) meminta Dewan Keamanan untuk mengambil tindakan tegas terhadap Junta Militer Myanmar karena membunuh para demonstran.
Myanmar telah dilanda kekacauan sejak militer menggulingkan dan menahan pemimpin partai terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari 2021 lalu. Berbagai aksi protes dan pemogokan harian telah mencekik bisnis dan melumpuhkan pemerintahan setempat.
Protes sporadis dilakukan di seluruh Myanmar pada Sabtu kemarin. Berdasarkan laporan media lokal, aparat kepolisian menembakkan peluru gas air mata dan granat kejut untuk membubarkan aksi protes di Distrik Sanchaung di Yangon, kota terbesar di negara itu.***