Obat Covid-19 Paxlovid Tiba di Indonesia, Menkes Budi Gunadi: 400 Ribu Tablet

17 Januari 2022, 01:27 WIB
Obat Covid-19 buatan Pfizer Inc, Amerika Serikat (AS), Paxlovid sudah tiba di Indonesia 400 ribu tablet. Disiapkan untuk menghadapi kemungkinan lonjakan kasus. /Pfizer/Handout via REUTERS

WARTA SAMBAS - Obat Covid-19 buatan Pfizer Inc, Amerika Serikat (AS), Paxlovid sudah tiba di Indonesia 400 ribu tablet. Disiapkan untuk menghadapi kemungkinan lonjakan kasus.

Setibanya di Indoensia, selain di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) atau Rumah Sakit (RS) pemerintah, Obat Covid-19 Paxlovid ini akan dipastikan tersedia di apotek.

Untuk memenuhi ketersediaan atau stok, rencananya Obat Covid-19 Paxlovid juga akan diproduksi di Indonesia.

"Paxlovid 400.000 tablet sudah datang, kami sudah lihat, rencananya juga akan diproduksi di Indonesia bulan Maret-April," kata Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan (Menkes) RI seperti dikutip WARTA SAMBAS dari ANTARA, Senin 17 Januari 2022.

Baca Juga: Obat Covid-19 Molnupiravir Masuk Indonesia Akhir Tahun 2021, Budi Gunadi: Sudah sampai Tahap Finalisasi

Selain itu, Pemerintah Indonesia juga sedang memroses untuk mendatangkan Obat Covid-19 Paxlovid, yang diharapkan bisa tiba pada Februari 2022 mendatang.

"Sehingga pada saat nanti terjadi lonjakan kasus Covid-19, obat-obatannya pun sudah siap," kata Budi Gunadi.

Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi), kata Budi Gunadi, telah memberikan arahan untuk memastikan obat-obatan tersebut juga tersedia di apotek.

Obat-obatan untuk penanganan Covid-19, jelas Budi Gunadi, akan dibagi dalam kategori yang bisa dibeli umum.

Baca Juga: Obat Covid-19 Cukup sampai Akhir Tahun, Kemenkes: Sudah Diperhitungkan Buffer Juga

Tentunya harus dibeli dengan mendapatkan resep dokter dan hanya bisa diberikan melalui perawatan RS.

Sebelumnya, Budi Gunadi mengungkapkan, kenaikan kasus Varian Omicron akan cepat mencapai puncak, yakni dalam kisaran sejak 35 sampai 65 hari dari awal penularan.

"Beberapa negara sudah mengalami puncak dari kasus Omicron dan puncak tersebut dicapai secara cepat dan tinggi, waktunya berkisar antara 35 sampai 65 hari," kata Budi Gunadi.

Ia menjelaskan, kasus Omicron pertamakali teridentifikasi di Indonesia pada pertengahan Desember 2021, tapi kasus mulai naik di awal Januari 2022.

"Antara 35 sampai 65 hari akan terjadi kenaikan yang cukup cepat dan tinggi. Itu yang memang harus dipersiapkan oleh masyarakat," ingat Budi Gunadi.

Masyarakat diimbau untuk tidak panik menghadapi kemungkinan kondisi tersebut, tetapi harus disiplin menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes), menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas.***

Editor: Mordiadi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler