Pak Guru Ini Gagap Berat Setelah Pulih dari Covid-19

- 26 Januari 2021, 11:09 WIB
Ilustrasi pasien Covid-19 di ruang ICU.
Ilustrasi pasien Covid-19 di ruang ICU. /Unplash/Mufid Majnun/

WARTA SAMBAS - Patrick Thornton (40), guru di Houston, Amerika Serikat (AS) mengalami gagap berat usai pulih dari Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Diduga mengalami gangguan di sistem saraf (neurologis).

"Aku menyadari bahwa beberapa kata tidak terasa tepat di mulutku,” ungkap Thornton, seperti diberitakan Pikiranrakyat-Cirebon.com dalam artikel berjudul "Pasien Covid-19 Pulih di Amerika Serikat Dilaporkan Mengalami Masalah Neurologis", Selasa 26 Januari 2021.

Thornton merupakan salah seorang pasien Covid-19 pada Agustus 2020 lalu. Saat itu ia kehilangan suaranya. Setelah dinyatakan pulih malah menjadi gagap.

Baca Juga: Ini Beda Vaksin Covid-19 yang Sekarang dengan yang Dikembangkan WHO

 

Apa yang dialami Thornton ini merupakan salah satu contoh kasus penderita Covid-19 yang mengalami neurologis. Namun para ahli tidak mengetahui pasti mengapa virus dapat menyebabkan masalah saraf tersebut. 

Menurut seorang Ahli Saraf di Universitas Michigan AS, Soe-Eun Chang mengatakan, berbicara merupakan salah satu perilaku yang lebih kompleks dilakukan manusia.  

“Ada 100 otot yang terlibat yang harus berkoordinasi dalam skala waktu milidetik. Jadi berbicara adalah suatu hal yang signifikan. Dan itu tergantung pada otak yang berfungsi dengan baik," jelas Soe-Eun Chang.

Baca Juga: Pacar Chef Juna Juga Positif Covid-19, Citra: Lidah Mati Rasa cing…

Berdasarkan hal tersebut, kemungkinan virus mempengaruhi sirkuit di otak sehingga berdampak pada kemampuan bicara si pasien.  

Sementara menurut Ahli Saraf dari King’s College London Inggris, Thomas Pollak, kemungkinan lain bahwa virus tersebut memproduksi auto antibodi yang merusak.

Auto antibodi itu mengikat protein dan merusak kemampuannya untuk berfungsi atau memicu serangan kekebalan pada sel. “Covid merusak sistem kekebalan,” kata Pollak.

Pollak dan timnya melakukan survei dan studi pra-cetak yang masing-masing menemukan bahwa sekitar sepertiga pasien Covid-19 menderita gejala neurologis.

Baca Juga: Billy Syahputra Positif Covid-19, Bukan Amanda Manopo yang Pertama Support Tapi Wanita Ini…

“Ada spektrum yang sangat luas dari manifestasi (neurologis) Covid. Beberapa sangat parah, seperti stroke atau ensefalitis, dan beberapa jauh lebih ringan,” jelas Pollak.

Sementara itu, seorang yang bekerja di Sistem Perawatan Kesehatan Suara di AS, William Banks mengungkapkan, kemungkinan bahwa masalah neurologis yang masih ada dari pandemi dapat menyebabkan krisis kesehatan mental.

“Pada akhirnya, mungkin warisan ini yang mempengaruhi 1 dari 10 orang. Dan itu mungkin berakar pada neuro imunitas,” kata Banks.***(Linda Agnesia/Pikiranrakyat-Cirebon.com)

Editor: Mordiadi

Sumber: Pikiran Rakyat Cirebon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah