Kelompok Retan Covid-19 Mesti Jadi Prioritas, Ini Dampaknya Jika Lansia Belum Divaksin

- 23 Mei 2021, 14:53 WIB
Vaksinasi lansia di Kelurahan Melong Tengah, Cimahi Selatan, Kota Cimahi
Vaksinasi lansia di Kelurahan Melong Tengah, Cimahi Selatan, Kota Cimahi /budi satria/PRFM

WARTA SAMBAS - Saat ingin mengatasi masalah besar, apalagi yang berefek domino, tentunya kita harus menentukan prioritas. Tujuan penentuan tersebut agar kelompok rentan terlindungi.

Begitu pula dengan penanganan pandemi. Kelompok rentan terinfeksi COVID harus ditentukan dulu, sehingga program vaksinasi bisa berjalan baik dan efektif.

Pemerintah sudah menentukan siapa saja yang rentan tertular COVID-19 dan harus disuntik vaksin. Namun, masih ada beberapa kelompok prioritas yang belum menerima vaksin.

Baca Juga: Jokowi Pastikan Indonesia Siap Jadi Hub-Produksi Vaksin Covid-19 di Asia Tenggara

Grup prioritas yang telah memasuki program vaksinasi COVID yaitu tenaga kesehatan dan lansia. Beberapa pekerja pelayanan publik dan guru pun sudah divaksinasi.

Selain itu, ada beberapa golongan yang juga mesti diprioritaskan yaitu masyarakat berpenghasilan rendah dan tinggal di daerah terpencil (akses fasilitas kesehatan sulit). Lalu, orang-orang dengan masalah kesehatan kronis atau mental juga perlu divaksinasi.

Sayangnya, apa yang direncanakan acap kali tak berjalan sebagaimana mestinya. Dari jumlah yang ditargetkan, realisasinya masih jauh akibat faktor kelangkaan stok vaksin global dan lain sebagainya.

Tahap pertama program vaksinasi COVID diisi oleh tenaga medis. Dosis pertama, hampir semua tenaga medis telah mendapatkannya (99,32 persen). Pada dosis kedua, persentasenya menurun yaitu 89,75 persen.

Baca Juga: Masa Pandemi Covid-19 Munculkan 16 Tipe Kepribadian Orang! Segera Cek, Anda Termasuk Tipe yang Mana

Tahap kedua diisi oleh petugas publik dan lansia. Tak seperti kelompok nakes, dua kelompok ini masih banyak sekali yang belum mendapatkan suntikan vaksin.

Sebagai contoh, pada dosis pertama saja, petugas publik yang divaksinasi baru 39,65 persen. Untuk dosis kedua, jumlahnya makin sedikit yaitu 19,96 persen.

Di sisi lain, kondisi di atas tak jauh berbeda dengan lansia. Persentase lansia yang sudah berkesempatan divaksinasi dosis pertama hanya berjumlah 9,87 persen.

Penurunan terjadi pula di dosis kedua. Persentase vaksinasi bagi mereka yang berusia senja dan sudah disuntik hanya 3,59 persen.

Data-data tersebut merujuk pada laporan Kemenkes RI (14/4). Kondisi yang ada sangat jauh dari target yang diharapkan.

Apabila kelompok yang sudah diprioritaskan saja belum semuanya divaksinasi, kemungkinan semakin kecil kesempatan untuk kelompok rentan lainnya menerima vaksin.

Baca Juga: Tak Selalu Sehat, Salah Meracik Salad Berakibat Keleterol Tinggi

Sekolah tatap muka direncanakan kembali dibuka beberapa bulan mendatang. Karena itulah guru-guru juga menjadi prioritas vaksin COVID.

Kendati begitu, melansir Pandemic Talks, hanya guru-guru di kota besar yang baru mendapatkan suntikan vaksin. Laporan lainnya terkait jumlah guru di kota lain belum diketahui.

Apa Dampak Buruknya bila Mereka Belum Terima Vaksin COVID?

Tersendatnya program vaksinasi dengan contoh-contoh di atas akan berdampak buruk pada risiko penularan. Hal itu pun disetujui oleh dr. Sepriani Timurtini Limbong.

Ia mengatakan, “Sedikit banyak masalah kelompok rentan dan prioritas yang belum merata ini akan berdampak ke penularan COVID. Angka kasus jadi sulit ditekan dan tak menutup kemungkinan malah meningkat.”

Mungkin pernyataan “meningkat” membuat Anda bingung. Bukankah sejumlah orang yang sudah mendapatkan vaksin bisa turut menekan penularan?

Baca Juga: Segera Cek ke Dokter Jika Alami 8 Jenis Gejala Penyakit Jantung Seperti Ini

Perlu diingat lagi, jumlah orang yang telah divaksinasi belum sebanding dengan mereka yang belum divaksinasi. Penularan di populasi yang belum memiliki antibodi terus terjadi.

Euforia vaksin yang semu juga menyebabkan adanya pelonggaran protokol kesehatan. Alhasil, kondisinya akan sama saja seperti saat program vaksinasi belum berjalan.

Sebagai masyarakat Indonesia, Anda tentu tak ingin kondisi tersebut semakin parah. Diharapkan pihak yang bersangkutan dalam program vaksinasi COVID bisa mengevaluasi persoalan distribusi vaksin pada kelompok rentan.

Jika kesenjangan dan keterbatasan akses vaksin COVID terus dibiarkan, maka pandemi bisa saja jauh dari kata “selesai”.***

Editor: Yuniardi

Sumber: klikdokter.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah