Ternyata Masuk Surga Lebih Gambang daripada Neraka, Ini Penjelasan Gus Baha

- 31 Maret 2024, 18:39 WIB
Ulama Ahli Tafsir Alquran sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA Rembang KH. Ahmad Bahauddin Nur Salim (Gus Baha) (Tangkap Layar Ig@kajian.gusbaha)
Ulama Ahli Tafsir Alquran sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA Rembang KH. Ahmad Bahauddin Nur Salim (Gus Baha) (Tangkap Layar [email protected]) /

WARTA SAMBAS - Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa surga dan neraka adalah tempat manusia di kehidupan akhirat, sehingga surga dan neraka menjadi dua hal yang sering dibicarakan umat Muslim.

Surga adalah tempat yang penuh kesenangan sedangkan neraka tempat penuh siksaan dan kesengsaraan. Islam mengajarkan kepada umatnya keyakinan akan adanya kehidupan akhirat, kehidupan setelah kematian.

KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha mengatakan bahwa masuk surga itu lebih mudah dibanding masuk neraka. Mengapa demikian? Karena Nabi SAW pernah bersabda:

“Sesungguhnya Allah mengharamkan dari neraka, bagi siapa yang mengucapkan laa ilaha illallah (tiada sesembahan yang benar disembah selain Allah) yang dengannya mengharap wajah Allah” (HR. Bukhari no. 425 dan Muslim no. 33).

Baca Juga: Berbakti kepada Orang Tua Bukan Sekedar Balas Jasa tapi Perintah Langsung dari Allah, Ini Penjelasan UAS

“Anda jangan pernah menstatuskan diri anda atau anggota tubuh anda kecuali Illallah (hanya kepada Allah). Makanya dalam Alquran, Allah berfirman, manusia dan jin itu diciptakan hanya untuk ibadah kepada Allah SWT,” ujar Gus Baha.

Dari ayat di atas, artinya semua fisik, orientasi seorang Muslim harus semuanya ibadah. Bahwa jika di kemudian hari terpeleset, kadang salah, itu sudah fitrahnya manusia.

“Makanya saya terus menerus bicara masuk surga itu gampang. Justru yang sulit itu masuk neraka. Kok bisa gampang masuk surga? Satu kita pegang kuncinya. Bagaimana kita sudah diajari Nabi kuncinya, kamimat Laa Ilaha Illallah,” katanya.

Kedua, alamat asal manusia itu surga. Sebagaimana Nabi Adam yang terlahir di surga. “Itu rumah kita, alamat kita selagi kita meyakini kalau leluhur kita adalah Nabi Adam. Jadi kita punya kavling di surga. Kita punya sertifikat di surga. Itu warisan kita. Kurang apanya?,” ucap Gus Baha.

Halaman:

Editor: Y. Dody Luber Anton


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x