Turunnya Lailatul Qadar Ditandai 2 Hal Ini

- 3 Mei 2021, 19:41 WIB
Turunnya Lailatul Qadar Ditandai 2 Hal Ini
Turunnya Lailatul Qadar Ditandai 2 Hal Ini /WartaSambasRaya.com/Florian Kurz/Pixabay



WARTA SAMBAS - Sebagian besar ummat muslim di dunia tahu keutamaan Malam Laiatul Qadar, namun tidak banyak yang mengetahui cara mendapatkan kemuliaan malam 1000 bulan tersebut, terlebih sulit menerka menganai waktu datangya malam itu. 

Namun adakah tanda-tanda dari malam tersebut? Semoga kita dimudahkan oleh Allah untuk mendapatkan malam yang keutamaannya lebih baik dari 1000 bulan ini.

Dilansir dari situs rumaysho.com berikut ini dua tanda-tanda waktu tibanya malam yang dinanti-nantikan umat muslim, yaitu Lailatul Qadar.

Baca Juga: Kebutuhan Uang saat Ramadan-Idulfitri Capai 2,7 Triliun Rupiah, BI Kalimantan Barat: Meningkat 80 Persen

1. Keadaan matahari di pagi hari

Tanda pertama bisa kita lihat dari terbitnya matahari di pagi yang berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru. Sebagaimana hadist berikut ini;

Dari Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِقِيَامِهَا هِىَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَ شُعَاعَ لَهَا.

“Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam ke dua puluh tujuh (dari bulan Ramadan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru.” (HR. Muslim no. 762)

2. Kedaan cuaca di malam hari

Baca Juga: 5 Jenis Rekomendasi Takjil yang Bisa Dijual Selama Ramadan

Tanda keduanya yang menandakan bahwa malam tersebut adalah malam lailatul qadar bisa diraskan dari cuaca, yang tidak panas, tidak juga dingin, dan matahari di pagi harinya tidak begitu cerah nampak kemerah-merahan.

Sebagaimana dijelaskan dalam hadist berikut ini;

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء

Artinya : “Lailatul qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan.” (HR. Ath Thoyalisi dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, lihat Jaami’ul Ahadits 18: 361. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Shahihul Jaami’ no. 5475)

Baca Juga: 4 Tips Jaga Kesehatan Gigi dan Mulut di Bulan Puasa Ramadan, Nomor 3 Jangan Salah Kaprah

Namun tanda tersebut tak perlu dicari-cari. Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah berkata,

وَقَدْ وَرَدَ لِلَيْلَةِ الْقَدْرِ عَلَامَاتٌ أَكْثَرُهَا لَا تَظْهَرُ إِلَّا بَعْدَ أَنْ تَمْضِي

Artinya : “Ada beberapa dalil yang membicarakan mengenai tanda-tanda lailatul qadar. Namun itu semua tidaklah nampak kecuali setelah malam tersebut berlalu.” (Fath Al-Bari, 4: 260)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun tidak mencari-cari tanda. Yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu adalah memperbanyak ibadah saja di akhir-akhir Ramadhan,

Sebagaimana dijelaskan dalam hadist berikut;

Baca Juga: Begini Cara Umat Islam Meriahkan Bulan Puasa Ramadan di China

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: – كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ -أَيْ: اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ- شَدَّ مِئْزَرَهُ, وَأَحْيَا لَيْلَهُ, وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Artinya : Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa ketika memasuki 10 Ramadhan terakhir, beliau bersungguh-sungguh dalam ibadah (dengan meninggalkan istri-istrinya), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.” (HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174). ***

Editor: Yuniardi

Sumber: rumaysho.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x