Dilansir dari berbagai sumber, Iran sendiri memang termasuk negara yang kontra terhadap LGBT. Sejak revolusi Iran tahun 1979, ribuan orang gay dipercaya telah dieksekusi.
Mungkin, atas dasar itulah Tabrizian mengambil alasan tersebut untuk menakuti masyarakat Iran.
Baca Juga: BPOM Kaji Vaksin AstraZeneca, Sinopharm dan Novavax
Akun Telegram-nya memiliki lebih dari 200 ribu pengikut. Alhasil, ada kekhawatiran bahwa ucapannya akan memengaruhi para followers dan makin banyak yang enggan divaksinasi.
Sebenarnya, hal ini bukan pertama kali Tabrizian mencemooh pengobatan medis, terutama yang berasal dari Barat.
Ia bahkan pernah membakar buku Harrison’s Manual of Medicine. Untung saja, sikap Tabrizian turut mendapat kecaman dari sesama warga Iran.
Adakah Hubungan Vaksin dengan Perubahan Preferensi Seksual Seseorang?
Dokter Sara Elise Wijono, M.Res menegaskan pembuatan dan penyuntikkan vaksin kepada warga dunia ditujukan untuk membentuk kekebalan tubuh.
Meski tak bisa melindungi 100 persen, setidaknya vaksin bisa menurukan risiko tertular sekaligus mengurangi gejala dari suatu penyakit.
Baca Juga: BPOM Keluarkan Izin Penggunaan Vaksin CoronaVac untuk Lansia, Tapi Ingatkan Pentingnya Skrining