WARTA SAMBAS – Krisis diplomatik selama bertahun-tahun yang menghancurkan hubungan sosial dan aliansi negara-negara Teluk berakhir, menyusul rencana Kerajaan Arab Saudi membuka wilayah udara dan perbatasan daratnya dengan Qatar.
Perbatasan darat satu-satunya Arab Saudi-Qatar sebagian besar ditutup sejak pertengahan 2017. Sebagai bagian dari blokade yang dilancarkan Arab Saudi, Mesir, Uni Emerat Arab (UEA) dan Bahrain yang menuduh Qatar mendukung kelompok ekstremis dan ‘dekat’ dengan Iran.
Krisis tersebut berakhir, setelah Kementerian Luar Negeri Kuwait mengumumkan Arab Saudi akan membuka perbatasan darat dan wilayah udara untuk jalur penerbangan bagi Qatar.
Baca Juga: Bekas Kepala BPN Jadi Tersangka Korupsi Rp1,4 Triliun
Sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul “Redakan Krisis di Negara-negara Teluk, Arab Saudi Cabut Embargo Atas Qatar”, Selasa 5 Januari 2021, perbatasan tersebut merupakan andalan bagi Qatar untuk mengimpor produk susu, bahan-bahan bangun dan barang lainnya.
Dengan dibukanya perbatasan tersebut–setelah tiga tahun terakhir ditutup–warga Qatar pun kini dapat menunaikan ibadah haji di Arab Saudi.
Tidak jelas konsesi apa yang dibuat atau dijanjikan Qatar kepada Kuwait yang menjadi penengah sepanjang perselisihan tersebut.
Baca Juga: Presiden Jokowi Bilang Bakal Banyak Lapangan Kerja pada 2021
Sebelumnya, pada hari Senin, Menteri Luar Negeri Kuwait dilaporkan telah melakukan perjalanan ke Doha untuk menyampaikan pesan kepada Amir yang berkuasa di Qatar yakni Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani.
Menyusul pengumuman Kuwait, Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab, Anwar Gargash, membuat cuitan di Twitter bahwa negaranya ingin memulihkan persatuan Teluk.
Namun, dia mengingatkan, masih memiliki lebih banyak pekerjaan. "Kami memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan dan kami berada di arah yang benar," kata Anwar Gargash.
Baca Juga: WARNING!!! Ini Akibat Menolak Disuntik Vaksin Covid-19…
Pencabutan embargo oleh Arab Saudi membuka jalan bagi penguasa Qatar untuk menghadiri pertemuan puncak tahunan para pemimpin Teluk pada Selasa yang akan diadakan di situs gurun kuno kerajaan Al-Ula.
KTT secara tradisional akan dipimpin Raja Saudi Salman, meskipun putra dan pewarisnya, putra mahkota, kemungkinan akan memimpin pertemuan tersebut.***(Julkifli Sinuhaji/Pikiran-Rakyat.com)