Gagal dan Sering Keluhkan Pembelajaran Sistem Online, Menteri Pendidikan Korut Dieksekusi Mati Kim Jong Un

17 April 2021, 23:00 WIB
Gagal dan Sering Keluhkan Pembelajaran Sistem Online, Menteri Pendidikan Korut Dieksekusi Mati Kim Jong Un /Youtube.com/ The Telegraph

WARTA SAMBAS – Lantaran sering mengeluhkan pembelajaran sistem online, Menteri Pendidikan Korea Utara (Korut) dieksekusi mati. Kasus ini menambah daftar panjang kebijakan gila Kim Jong Un yang tahun lalu melempar jenderalnya ke kolam piranha.

Kim Jong Un mengklaim, Menteri Pendidikan Korut tersebut mengalami banyak kegagalan dalam menjalankan tugasnya, terutama terkait pembelajaran sistem online, sehingga layak dieksekusi mati.

Sebagaimana dikutip WartaSambasRaya.com dari The Mirror, Organisasi dan Departemen Bimbimbingan (OGD) menemukan laporan yang menyebutkan "Undang-Undang Pendidikan Jarak Jauh" atau online untuk para siswa di Korut selama pandemi Covid-19 tidak diterapkan dengan benar.

Selain Menteri Pendidikan Korut, sebenarnya masih banyak pejabat lain yang menunggu antrean dieksekusi mati Kim Jong Un, lantaran dianggap tidak mampu menjalankan tugasnya.

Baca Juga: Kim Jong Un Eksekusi Mati 4 Warga yang Sebarkan Konten Hiburan dari Korsel

Baca Juga: Kim Jong Un Abaikan Pendekatan Diplomatik Pemerintahan Joe Biden

Baca Juga: Elite Politik Korut Tempuh Cara Ini untuk Kudeta Kim Jong Un

Kim Jong Un memang selalu menjatuhkan hukuman mati kepada rakyatnya yang dianggap tidak sesuai dengan apa yang ia inginkan.

Dikabarkan, lima pembantunya dikatakan telah dibunuh oleh regu tembak setelah pertemuan puncak 2019 dengan Donald Trump gagal menghasilkan kesepakatan yang diinginkannya.

Sebelumnya, Kim Jong Un juga mengeksekusi mati 4 warganya hadapan publik di Pyongyang atas tuduhan distribusi "materi video ilegal".

Di dalam materi yang dituduhkan kepada 4 warga Korut tersebut terdapat film, musik, dan karya hiburan lain yang berasal dari Korea Selatan (Korsel).

Keempat warga Korut tersebut ditembak mati di Lapangan Tembak Daewon-ri di Distrik Sadong, Pyongyang.

Pasutri yang termasuk dalam 4 orang tersebut dituduh mendistribusikan konten hiburan yang berasal dari Korsel yang mereka masukkan ke kartu SD.

Modus yang mereka lakukan adalah dengan menjual rokok palsu yang di dalamnya diselipkan kartu SD tersebut.

Kecurigaan muncul dari tetangga karena melihat pasangan tersebut kaya mendadak, dan bahkan memiliki pabrik kecil.***

Editor: Mordiadi

Sumber: The Mirror

Tags

Terkini

Terpopuler