Kabar Tiongkok Beri Kelonggaran Boleh Miliki 3 Anak Malah Ditanggapi Biasa oleh Warganya

2 Juni 2021, 17:17 WIB
Ilustrasi anak. /Unsplash/Charlein Gracia

WARTA SAMBAS - Karena biaya, padatnya popoluasi dan ketatnya persaingan, membuat pemerintah tiongkok membatasi setiap keluarga hanya boleh memiliki 2 anak saja. Namun belakangan diberikan kelonggaran di mana boleh menambah anak menjadi 3. 

Tiongkok sebelumnya membatasi warga negaranya untuk memliki banyak anak, namun kini pihaknya memberi kelonggaran.

Kabar ini bukannya membuat masyarakatnya bahagia dan sejenisnya, malah kelonggaran ini ditanggapi biasa saja oleh masyarakat. 

Baca Juga: Nyaris Dimakan, 2 Lobster Paling Langka di Dunia Ditemukan Pengusaha Katering di Inggris 

Namun bukannya membuat bahagia, berita kelonggaran untum menambah jumlah anak ini malah ditanggapi biasa saja oleh warga Tiongkok.

Melansir dari tasikmalaya.pikiran-rakyat.com dalam artikel Tiongkok Sebut Pasangan Kini Bisa Miliki 3 Anak, Warga Tak Peduli: Kami Tak Punya Banyak Uang bersumber dari Japan Today, Diketahui, Tiongkok membatasi jumlah anak dalam satu keluarga pada warga negaranya yakni karena melonjaknya biaya hidup dan perubahan pola pikir tentang keluarga.

Pada Senin, 31 Mei 2021 Tiongkok semakin melonggarkan kontrol keluarga berencana yang ketat, dan kini memungkinkan pasangan keluarga di sana untuk memiliki tiga anak.

Tetapi para ahli memperingatkan biaya tinggi, ruang terbatas, dan norma sosial yang dibentuk oleh pembatasan ukuran keluarga selama beberapa dekade akan menghambat upaya untuk meningkatkan 1,41 miliar penduduk Tiongkok.

Baca Juga: Gegara Tak Mau Belajar Siswa TK Ini Dihukum Makan Kotoran Manusia di Toilet Sekolah

"Banyak wanita di sekitar saya sangat jijik dengan gagasan memiliki anak," kata mahasiswa master berusia 22 tahun Yan Jiaqi di Beijing, dikutip dari Japan Today.

"Jadi jangan bicara tentang memiliki tiga," katanya.

Pada tahun 2016, Tiongkok melonggarkan "kebijakan satu anak" yang kemudian memungkinkan pasangan untuk memiliki dua anak karena kekhawatiran meningkat atas tenaga kerja yang menua dan stagnasi ekonomi.

Pelonggaran terbaru kini adalah bagian dari upaya yang semakin putus asa untuk menggerakkan ledakan demografis sebelum pertumbuhan Tiongkok yang luar biasa terhambat oleh tagihan perawatan kesehatan dan pensiun untuk ratusan juta orang tua.

Baca Juga: Kesal Tak Dipinjamkan Uang 2 Ibu Rumah Tangga Ini Bunuh Tetangga, Kronologinya Dibuat Seolah Gantung Diri

Agar kepemimpinan Komunis negara itu berhasil, ia harus membujuk orang-orang seperti Yang Shengyi, seorang ayah dua anak berusia 29 tahun, untuk memiliki satu anak lagi.

Saat mengunjungi toko mainan Beijing bersama keluarganya, Yang mengatakan dua anak laki-lakinya sudah lebih dari cukup dalam persaingan ketat Ibu Kota Tiongkok.

"Kami tidak punya banyak uang dan tidak ada cukup ruang di rumah, jadi saya rasa tidak ada alasan untuk memiliki anak ketiga," katanya kepada AFP.

"Ketika anak kedua kami lahir, tiba-tiba hanya ada setengah dari segalanya, dan di mana kami awalnya dapat memberikan setiap anak 100 persen, kami sekarang hanya dapat memberikan 50 persen," tambahnya.

Baca Juga: Pencurian dan Kekerasan, Penjaga Warung Kopi di Bekasi Ini Disabet Celurit

Bagi yang lain, pemikiran untuk memiliki anak sama sekali atau bahkan pernikahan tidak masuk akal, karena kehidupan perkotaan mengambil korban jam kerja yang panjang, perumahan yang mahal, dan jenjang pendidikan yang layak.

Orang-orang muda saat ini mungkin tidak memiliki pemikiran untuk membawa nama keluarga, dan merasa bahwa kualitas hidup mereka sendiri lebih penting.

Sikap yang semakin meluas ini telah membuat khawatir para pemimpin Tiongkok, mendorong kebijakan pelonggaran program kleuarga berencana.

Tetapi janji yang tidak jelas untuk mendukung pasangan dan khususnya wanita dengan keseimbangan kehidupan kerja jika mereka memiliki lebih banyak anak tidak membuat teman cepat di media sosial Tiongkok.

Baca Juga: 20 Pejabat Dinkes Banten Mengundurkan Diri atas Dugaan Kasus Korupsi Pengadaan Masker KN 95

Sebaliknya, kebijakan baru tersebut memicu cemoohan di kalangan anak muda Tiongkok yang sudah berjuang dengan persaingan tempat kerja yang ketat dan tekanan untuk mendukung orang tua lanjut usia tanpa saudara kandung untuk berbagi biaya, berkat dekrit "satu anak".

Pengguna media sosial mengedarkan meme yang memperjelas gagasan memiliki anak termasuk gambar tempat tidur susun tiga tingkat dengan harga diskon dan merayakan kebebasan finansial relatif tanpa anak.

Yang lain membuat lelucon cabul tentang meningkatkan pertumbuhan penduduk.***

Editor: Yuniardi

Sumber: Japan Today tasikmalaya.pikiran-rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler