Israel 2 Hari Lancarkan Serangan Udara ke Jalur Gaza Palestina, Ini Respon Hamas

18 Juni 2021, 20:09 WIB
Israel 2 Hari Lancarkan Serangan Udara ke Jalur Gaza Palestina, Ini Respon Hamas /Twitter/@AJEnglish/

WARTA SAMBAS – Israel yang baru saja berganti Perdana Menteri (PM) dari Benjamin Netanyahu ke Naftali Bennet, mengakhiri gencatan senjata yang disepakati pada Jumat 21 Mei 2021 lalu, dengan melakukan serangan udara ke Jalur Gaza Palestina.

Serangan udara Israel ke Jalur Gaza Palestina tersebut berlangsung sepanjang Rabu 16 Juni 2021, beberapa hari setelah pelantikan Naftali Bennet. Kemudian dilanjutkan kembali pada Kamis 17 Juni 2021 malam.

Tindakan Israel ini diklaim sebagai balasan atas ulah warga Palestina yang membakar ban pada malam hari dan meluncurkan pembakar dan peledak ke kawasan pemukim Israel di luar Jalur Gaza.

Sementara itu, warga Palestina melakukan hal tersebut sebagai respon atas pembatasan-pembatasan yang dilakukan pemukim Israel selama masa gencatan senjata.

Baca Juga: AJAIB, Ratusan Rudal Israel Gagal Meledak di Jalur Gaza Palestina

Serangan udara Israel kali ini diduga menyasar titik-titik pelatihan Hamas. Namun hal tersebut belum terkonfirmasi, termasuk kerusakan yang diakibatkannya.

Menanggapi serangan udara tersebut, Hamas pun mengingatkan Israel segera untuk menghentikan hal tersebut termasuk pelanggaran terhadap warga Palestina di Yerusalem yang memicu eskalasi pada Mei 2021 lalu.

Anehnya, Hamas nampak tidak berniat untuk membalas serangan udara Israel kali ini. Padahal hal tersenyata nyata sebagai bentuk pelanggaran terhadap gencatan senjata antara keduanya.

Menurut Juru Bicara (Jubir) Hamas, Hazem Qassem, serangan udara yang dilakukan Israel ke Jalur Gaza itu hanya upaya gagal untuk menghancurkan soliditas warga Palestina.

“Kemudian untuk menutupi kebingungan yang belum pernah terjadi sebelumnya, bagi pembentukan zionis dalam mengatur apa yang disebut ‘pawai bendera’,” ujarnya Hazem Qassem, seperti dikutip WARTA SAMBAS dari Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul “Terkuak Alasan Hamas Tak Balas Serangan Udara Terbaru Israel ke Gaza Palestina”, Jumat 18 Juni 2021.

Sementara para analis menilai, Hamas tidak tertarik untuk menembakkan roket lagi dari Jalur Gaza. Mereka lebih memberika kesempatan untuk pemulihan wilayah akibat serangan bom lalu.

“Hamas menahan diri selama tahap berikutnya, baik selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan,” ucap Mukhaimar Abu Saada, Profesor Ilmu Politik di Universitas Al-Azhar.

Apalagi, tambah dia, saat ini Israel dipimpin salah seorang tokoh utama sayap kanan. Jika Hamas mengulangi serangan roketnya seperti beberapa waktu lalu, malah akan menimbulkan reaksi lebih keras dari Israel dan akan menyebabkan semakin banyak warga Palestina yang menjadi korban.

“Hamas perlu memulihkan apa yang hancur dalam perang terakhir, baik itu pada tingkat kemampuan militernya maupun pembangunan kembali Jalur Gaza, dan menciptakan kesempatan masuknya dana (ke kawasan),” kata Mukhaimar Abu Saada.

Perundingan tambahan di bawah mediasi Mesir dikabarkan dilakukan pekan depan untuk gencanakan senjata jangka panjang antara Hamas Palestina dengan Israel.

Sumber dari Palestina menyebutkan faksi-faksi di jalur Gaza memutuskan untuk menggandakan tekanan mereka atas Israel, sebelum dimulainya perundingan baru di Mesir pekan depan.

Serangan udara Israel ke Jalur Gaza disebut telah melanggar aturan dan akan mengarah pada eskalasi. Tekanan akan bertambah seiring berjalannya waktu, sampai Israel membalikkan langkah-langkahnya.

Analis Politik Ibrahim Abrash mengatakan, Jalur Gaza akan berada pada situasi ‘menggantung’ antara perang dan perdamaian untuk waktu yang lama, tanpa mengakhiri perselisihan atau menemukan jalan politik untuk mencapai solusi yang bisa diterapkan.

“Dalam jangka pendek, selama satu tahun atau lebih, prioritas akan menyerap hasil konfrontasi militer baru-baru ini dan proses rekonstruksi,” jelas Ibrahim.

Ia yakin, Hamas akan mengambil keuntungan dari keadaan saat ini, untuk memperkuat hubungan asingnya dan bukan kembali ke eskalasi. “Itu akan membuat situasi kemanusiaan di jalur Gaza bahkan lebih sulit lagi,” ingat Ibrahim.***(Eka Alisa Putri/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Mordiadi

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler