PMK Mengancam Kalbar, Affandie: Disbunak Harus Tetap Sensitif

30 Mei 2022, 14:07 WIB
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak mewabah di Provinsi Jawa Timur (Jatim). Ini jelas mengancam Kalimantan Barat (Kalbar)./Foto Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kalbar Affandie AR /Mordiadi/Warta Sambas Raya

WARTA SAMBAS - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak mewabah di Provinsi Jawa Timur (Jatim). Ini jelas mengancam Kalimantan Barat (Kalbar).

Sebagai provinsi yang kerap memasok hewan ternak, terutama sapi dari Jatim, menjadikan Kalbar juga terancam wabah PMK.

Bahkan di beberapa kabupaten di Kalbar sudah ada kasus dugaan (suspek) PMK, terutama pada hewan ternak yang didatangkan dari luar.

Olehkarenanya, DPRD Provinsi Kalbar meminta Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) memberikan perhatian lebih pada kasus PMK ini.

Baca Juga: Wabah PMK, Tingkat Penjualan Daging di Pontianak Turun 50 Persen

Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kalbar, Affandie AR berharap Disbunak Kalbar tetap sensitif dalam menyikapi wabah PMK pada hewan ternak ini.

"Artinya tetap mengadakan pemeriksaan-pemeriksaan terhadap sapi-sapi atau kambing," jelas Affandie, ditemui di ruang kerjanya, Senin 30 Mei 2022.

Disbunak Kalbar, kata Affandie, harus memastikan hewan ternak, terutama sapi dan kambing benar-benar sehat menjelang Iduladha ini.

Pasalnya, saat ini cukup banyak umat Islam yang ragu atau khawatir mengonsumsi daging, walaupun di Kalbar ini baru suspek PMK.

Baca Juga: Sapi Presiden Jokowi Suspek PMK, Hasil Pengujian Keluar dalam Pekan Ini

Memang PMK ini tidak menular ke manusia, tetapi hal tersebut tidak mengilangkan keraguan untuk mengonsumsi daging saat ini.

Namun apabila Disbunak Kalbar sudah melacak dan memastikan bahwa hewan ternak di Kalbar aman dari PMK, tentu masyarakat tidak akan ragu lagi.

"Kita akan koordinasikan itu. Kita akan memanggil Disbunak Kalbar, untuk meminimalisir dampak buruk PMK bagi masyarakat Kalbar," ucap Affandie.

Ia juga berharap, hewan ternak yang dipasok dari luar Kalbar dikarantina terlebih dahulu, jangan digabung dengan hewan ternak lokal.***

Editor: Mordiadi

Tags

Terkini

Terpopuler