Cegah Renggang, Kenali 7 Ksrakter Anak Anak Remaja Laki-laki! Nomor 6-7 Kadang Membuat Kesal

- 10 Februari 2021, 12:52 WIB
Ilustrasi remaja frustasi
Ilustrasi remaja frustasi /Pixabay/PDPics

WARTA SAMBAS - Saat anak laki-laki beranjak remaja, hubungan dengan orangtua bisa renggang. Pasalnya banyak aktivitas dilakukan selayaknya orang dewasa. Untuk mencegah hal itu, yuk orangtua, coba kenali karakter mereka. 

Karakter anak-anak dan remaja tentu berbeda. Saat masih kecil, anak akan menuruti semua keinginan orangtuanya karena ia belum memiliki pola. Saat masuk usia remaja, apalagi laki-laki, anak akan mencari pola dan jati diri.

Berbeda dengan remaja perempuan yang cenderung lebih penurut, remaja laki-laki cenderung ogah melakukannya. Fokus mereka kini ada pada lingkungan luar, bukan dalam rumah lagi.

Baca Juga: 5 Kebiasaan yang Meningkatkan Risiko Alzheimer, Nomor 3 Itu Sudah Pasti

Bukan tak mungkin juga ia akan membangkang, hingga bikin hubungan keluarga merenggang.

Proses pencarian jati diri pada remaja laki-laki sebenarnya lumrah. Jadi, yang bisa dilakukan orangtua untuk mencegah renggangnya hubungan keluarga adalah memahami karakteristik mereka.

Dengan memahami mereka dan berlaku sebagai sahabat, mereka akan lebih terbuka dan tak merasa asing dengan keluarganya sendiri. Hal itu pun disetujui oleh Gracia Ivonika, M. Psi., Psikolog.

“Sebenarnya ini tak cuma berlaku untuk remaja laki-laki, perempuan juga. Hal ini penting sekali karena mengasuh remaja itu tricky dan banyak tantangannya. Salah satu kunci dalam mengarahkan mereka adalah dengan mengenali karakter si remaja serta menjaga kedekatan emosional dengan mereka,” jelasnya.

Psikolog Gracia menambahkan, “Anda bisa menyesuaikan cara pendekatannya sesuai karakter masing-masing. Kalau dengan remaja laki-laki mungkin lebih ke arah quality time dengan melakukan hobinya, seperti olahraga bareng.”

Baca Juga: Meski Baru Putus Cinta, Anda Juga Bisa Bahagia! Begini Caranya

Adapun sejumlah karakter yang umumnya ada di remaja laki-laki dan bisa dikenali, antara lain:

1. Tidak Mau Dianggap Lemah

Wajar rasanya bila orangtua masih ingin membantu jika anaknya mengalami kesulitan.

Bahkan terkadang, Anda tidak memberi mereka kesempatan untuk mencoba dulu, karena menganggap terlalu berat untuknya.

Hal ini keliru. Tidak memberi kepercayaan, apalagi kesempatan untuk mencoba, akan membuat remaja merasa lemah. Padahal sebagai remaja, dia tak mau dianggap lemah dan disepelekan seperti anak kecil.

2. Lebih Agresif

Karakter yang satu ini masih berhubungan dengan karakter yang pertama. Karena tak mau dianggap lemah, anak menunjukkan kekuatannya dengan bersikap agresif.

Baca Juga: Selain Tampil Menarik, Ikuti Langkah Berikut Ini Masak Mi Instan agar Tak Ganggu Kecerdasan Anak

Ditambah lagi hormon testosteronnya sedang tinggi. Jangan heran bila anak remaja lebih sering terlibat baku hantam.

Selain itu, tuntutan menjadi kuat dan berani membuat remaja yang tadinya biasa-biasa saja jadi melakukan tindakan menyerang.

Hal itu dilakukan supaya ia diakui dan diterima oleh lingkungan pertemanannya. Jika tak berani, ada potensi dia akan dicemooh payah atau “anak mami”.

3. Sudah Mulai Punya Kesukaan

Ada alasan kenapa pilihan-pilihan Anda tak lagi menarik perhatiannya. Pasalnya, remaja sudah memiliki kesukaannya sendiri.

Namun, karena masih dalam proses pencarian, apa yang dia suka biasanya tidak berlangsung lama.

Mereka bakal menyukai ini dan itu dulu sampai akhirnya menemukan yang paling pas ketika dewasa.

4. Mood Swing

Perubahan suasana hati biasa terjadi pada remaja. Mereka bisa cepat bahagia tapi cepat pula tersinggung dan marah. Kerap kali seorang remaja merasa diperlakukan tidak adil.

Baca Juga: Dampak Buruk Konsumsi Mi Instan Terhadap Kecerdasan Anak, Kok Bisa? Berikut Penjelasannya

Namun, perasaan tersebut akan mudah hilang ketika ia diberikan sebuah hadiah atau bentuk penghargaan tertentu.

5. Sering Menutup-nutupi Kondisi

Rasa malu tumbuh besar di masa remaja dan pubertasnya. Mereka mencoba segala hal dan rasanya aneh sekali jika hal seperti itu diketahui oleh orangtuanya.

Mereka akan mulai menutup-nutupi apa yang sebenarnya terjadi. Ketika ada masalah pun, mereka akan berusaha menyelesaikannya sendiri.

Ingat, remaja butuh privasi. Mungkin sebagai orangtua Anda mulai merasa kehilangan, tapi begitulah siklus kehidupan manusia.

Berikan ia waktu. Jika dia mempercayakan Anda sebagai “sahabat”, pasti anak akan berbagi cerita saat waktunya pas.

6. Suka Berdebat

Menariknya, meski mulai jarang menceritakan apa yang dirasakan, remaja laki-laki cenderung suka berdebat, lho!

Baca Juga: Ini 3 Tips Terus Langgeng Bersama Suami Meski Sudah Punya Anak! Ihh... Nomor 3 Bikin Ngak Sabar 'Ngelakuinnya'

Argumen dan pembangkangan akan mewarnai kehidupan Anda sebagai orangtua, apalagi jika habis memberlakukan aturan baru di rumah.

Jangan khawatir, hal ini normal. Tidak perlu ikut memberikan reaksi negatif, karena hal ini umumnya tidak terjadi seterusnya. Ketika dewasa, mungkin mereka akan malu sendiri mengingat argumen mereka.

7. Lebih Banyak Waktu yang Dihabiskan Bersama Teman

Menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman-teman merupakan perilaku remaja yang normal.

Artinya, anak Anda sedang mengembangkan lingkaran dukungannya ke orang lain di luar orangtua dan saudara kandung.

Mungkin terasa menyedihkan buat sebagian orangtua. Namun, fase ini penting, bahkan harus terjadi, pada seorang anak.

Jika anak menghindari semua kontak sosial, bahkan tak tertarik melakukan apa pun, barulah hal semacam itu perlu dikhawatirkan.***

Editor: Yuniardi

Sumber: dokter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x