Candu Cinta Adalah Gangguan Mental, Kok Bisa?

- 18 Februari 2021, 13:20 WIB
  Ilustrasi pasangan.
Ilustrasi pasangan. /Pixabay/Serhii Chernetskyi

Selain itu, candu cinta juga berbeda dengan candu seks. Orang yang punya kecenderungan candu seks mengalami perilaku mencari pasangan untuk kebutuhan seksnya yang berlebih, bukan untuk menjalin hubungan percintaan.

Bagaimana Cara Mengatasinya?

Jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami gangguan candu cinta, sebaiknya carilah pertolongan ke psikolog atau psikiater. Candu cinta dapat diterapi dengan psikoterapi dan terapi perilaku agar penderitanya dapat bersikap lebih wajar.

Namun, hal ini tidak dapat dilakukan sekali atau dua kali. Diperlukan waktu yang cukup panjang untuk proses terapi candu cinta.

Jika dokter menemui ada tanda-tanda depresi dan cemas yang mengganggu, dokter juga dapat memberikan terapi obat-obatan psikofarmaka. Seperti obat antidepresi dan anticemas untuk mengurangi gejala pada fase akut.

Baca Juga: Gara-gara Ini Ratusan Nakes Gagal Divaksin Covid-19

Penanganan kemudian dapat dilanjutkan dengan psikoterapi dan terapi perilaku. Salah satu jenis psikoterapi yang sering diterapkan untuk orang yang mengalami candu cinta adalah terapi kelompok.

Dalam metode ini, penderita dapat saling bercerita dan berbagi satu sama lain mengenai apa yang mereka alami dan rasakan.

Candu cinta dapat menjadi penyebab gangguan jiwa yang perlu diwaspadai dan diterapi. Jadi, jangan mau disebut sebagai “budak cinta”, karena istilah tersebut kurang lebih merujuk pada kondisi candu cinta.***

Halaman:

Editor: Yuniardi

Sumber: dokter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah