Pasalnya, aliran udara, ventilasi, suhu, jumlah virus, evaporasi, serta inefisiensi perpindahan virus dari mulut dan hidung memengaruhi kemampuan virus untuk bertahan hidup.
Karena situasi di laboratorium berbeda dengan situasi luar, maka faktor-faktor tadi bisa memberikan hasil berbeda. Tak butuh waktu lama bagi virus untuk rusak di lingkungan luar.
Kapan Penggunaan Disinfektan Dibutuhkan?
Dokter Arina Heidyana mengatakan, “Sekarang kalau melihat studi terbaru, memang risiko penularan coronavirus melalui permukaan benda terbukti rendah. Bahkan, ada juga studi yang meneliti benda-benda di rumah sakit. Hasil [penularannya] juga sama, yaitu rendah.”
“Karena ada banyak faktor yang berperan, kita tetap tidak boleh lengah. Masyarakat tetap tidak boleh lupa memakai masker dan rajin cuci tangan dengan sabun, minimal hand sanitizer.”
Baca Juga: Tak Selalu Sehat, Salah Meracik Salad Berakibat Keleterol Tinggi
“Untuk membersihkan benda-benda, tetap dilakukan rutin dan sewajarnya saja. Tidak perlu terus-terusan,” sarannya.
Tak mengapa bila Anda tidak memiliki cairan khusus seperti disinfektan. Permukaan benda bisa dibersihkan dengan air dan sabun atau deterjen.
Pemberian disinfektan utamanya diaplikasikan di lingkungan indoor dan ada orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 dalam 24 jam terakhir di sana.
Selain itu, menjemur benda di bawah sinar matahari dan mengoptimalkan ventilasi udara bisa dilakukan untuk menurunkan jumlah virus di permukaan benda.***