Network
WARTA SAMBAS – Sejak Republik Indonesia merdeka 17 Agustus 1945, semua kalangan harus mengingat betapa sadisnya bangsa ini terhadap pemimpinnya, seperti pada Presiden 1 dan 2, Soekarno dan Soeharto.
“Kita harus terus mengingatkan sikap sadis bangsa ini kepada pemimpinnya,” kata Fahri Hamzah, Mantan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), seperti dikutip WARTA SAMBAS dari akun Twitter pribadinya, @Fahrihamzah, Selasa 29 Juni 2021.
Sikap sadis bangsa Indonesia yang dimaksudkan Fahri Hamzah tersebut diharapkan tidak terulang kembali. “Dipuji, diminta bertahan, Asal Bapak Senang, dll lalu setelah jatuh, ditinggal dan dimaki habis-habisan. Soekarno dan Soeharto adalah 2 korban paling mengerikan. Jangan ada yang ke-3,” cuit Fahri Hamzah.
Baca Juga: Fahri Hamzah sebut Mental Orba Pindah ke Rektorat UI, Rizal Ramli: Pantes Rangkingnya Nyungsep
Cuitan Fahri Hamzah ini langsung mendapat tanggapan beragam dari Netizen Indonesia, salah satunya dari pemilik akun Twitter @IyalniGanesha.
“Kita juga harus mengingatkan sikap sadis penguasa negara antah-berantah kepada rakyatnya. Dijanjikan berbagai janji manis dll. Setelah itu terbit korupsi Bansos, pencekalan kebebasan beropini habis-habisan. Rakyat dan orang jujur jadi korban. Jangan ada yang ke-sekian,” cuit @IyalniGanesha.
Sementara Misbah melalui akun Twitter @Misbah68325950 menilai, sejarah tersebut merupakan pelajaran berharga bagi pemimpin saat ini dan berikunty. “Makanya kalau menjadi pemimpin itu yang amanah, jujur dan adil jangan zalim, agar dihormati dan dikenang baik sepanjang masa,” cuitnya.
Selain menanggapi dengan serius, terdapat pula Netizen yang berseloroh dan sepertinya mengarah kepada Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) walaupun tidak disebutkanya. “Yang ketiga menunggu dilempar dari istana oleh pendukungnya…wkwkwk,” cuit Adi Firdaus melalui akun Twitter @adi_fir
Sementara pemilik akun Twitter @PurbandariU memastikan kalau pendapat Fahri Hamzah tersebut akan menuai pro kontra di tengah masyarakat. “Kalimatnya begitu manis untuk mereka yang tahu dan bisa memahaminya, tetapi terlalu menyinggung bagi mereka yang tidak menyukainya,” kicaunya.
