Network
WARTA SAMBAS - Madu telah mendapat tempat istimewa di berbagai belahan dunia sejak dahulu kala. Orang-orang Mesir, Assyria, China, Yunani dan Romawi kuno memanfaatkannya untuk menyembuhkan luka dan berbagai penyakit.
Minuman favorit Nabi Muhammad Saw ini juga diabadikan dalam Al-Qur'an Surat An-Nahl (Lebah) ayat 68-69: "...Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan".
Besarnya khasiat madu ini mendorong orang-orang yang tidak bertanggungjawab untuk memalsukannya. Guna mendapatkan keuntungan dengan cara yang tidak halal.
Baca Juga: 6 Makanan Penghilang Stres, Rekommended Banget di Musim Pandemi Covid-19
Berdasarkan hasil investagasi Pusat Ilmu Pengetahuan dan Lingkungan Hidup India (CSE), sebagaimana diberitakan JurnalPresisi.com dalam artikel berjudul "Bunda, Jangan Salah Pilih! Inilah Tips Membedakan Madu Murni dan Madu Palsu", seringkali yang beredar di pasar disinyalir banyak madu campuran.
CSE melaporkan, sejumlah merek madu terkenal di seluruh dunia telah menggunakan campuran sirup dan gula di dalamnya.
Madu yang murni akan mengandung banyak nutrisi yang bebas lemak dan kolesterol. Sumber pangan yang mengandung banyak antioksidan dan antibakteri.
Baca Juga: Tips Supaya Anak Mau Makan Sayur dan Buah-buahan
Namun madu yang tidak lagi murni, malah akan berdampak negatif bila dikonsumsi dalam jangka panjang. Misalnya kalau dicampur dengan gula, akan cenderung meningkatkan risiko obesitas dan dapat meningkatkan kadar gula darah.
