Kecelakaan Pesawat Boeing 737 China Eastern Airlines, Xi Jinping Instruksikan Mekanisme Tanggap Darurat

22 Maret 2022, 01:55 WIB
Peristiwa kecelakaan Pesawat Boeing 737 China Eastern Airlines di Guangxi pada Senin 21 Maret 2022 pukul 14.00 waktu setempat, menyita perhatian dunia. /

WARTA SAMBAS - Peristiwa kecelakaan Pesawat Boeing 737 China Eastern Airlines di Guangxi pada Senin 21 Maret 2022 pukul 14.00 waktu setempat, menyita perhatian dunia.

Beberapa saat setelah kecelakaan Pesawat Boeing 737 China Eastern Airlines itu, video dan fotonya beredarluas di Media Sosial (Medsos).

Dari video amatir yang mengabadikan kecelakaan Pesawat Boeing 737 China Eastern Airlines tersebut, nampak pesawat dengan 132 penumpang dan kru itu menukik.

Pada video lainnya memperlihatkan hutan terbakar di lokasi kecelakaan Pesawat Boeing 737 China Eastern Airlines tersebut.

Baca Juga: Pesawat Tergelincir di Papua, Ban Kanan Masuk Parit

Departemen Kegawatdarurat Guangxi menyebutkan, pesawat tersebut bertolak dari Kunming di Provinsi Yunan menuju Guangzhou di Provinsi Guangdong.

Pesawat Boeing 737 nahas itu membawa 132 orang terdiri atas 123 penumpang dan 9 awak kabin.

Badan Penerbangan Sipil China (CAAC) belum bisa memberikan keterangan mengenai nasib 132 orang di dalam pesawat bernomor penerbangan MU-5735 itu.

Dilaporkan tersebut bertolak dari Bandara Internasional Changshui, Kunming pada pukul 13.15 waktu setempat (12.15 WIB).

Baca Juga: Pesawat Hilang Kontak di Balikpapan Kaltim, Begini Nasib 40 Penumpang dan Kru

Pesawat itu dijadwalkan tiba di Bandara Internasional Baiyun, Guangzhou pada pukul 15.07 (14.07 WIB).

Data penerbangan menunjukkan bahwa pada pukul 14.19 (13.19 WIB) pesawat tiba-tiba meluncur dari ketinggian 8.869 meter dengan kecepatan 845 kilometer per jam.

Pada pukul 14.21, pesawat milik maskapai yang berkantor pusat di Shanghai itu hilang dari pantauan radar ADS-B.

Pasukan Pemadam Kebakaran dan Tim SAR dari Kota Wuzhou mulai dikerahkan ke lokasi kejadian di wilayah selatan daratan Tiongkok pada pukul 15.00 (14.00 WIB).

Baca Juga: Kecelakaan Pesawat Smart Air di Papua, Pilot Tewas dan Copilot Luka-luka

Sejumlah foto dan video jatuhnya pesawat tersebut menyebar dengan cepat di Medsos China, terutama Weibo dan WeChat.

Dalam salah satu video terlihat warga mengamankan puing-puing pesawat yang diduga bagian ekor atau sayap MU-5735 dan kebakaran di titik jatuhnya pesawat.

Sebagai informasi, Guangxi berada di antara Provinsi Yunnan dan Guangdong di wilayah selatan China dan berbatasan langsung dengan Vietnam.

Terkait peristiwa tersebut, Presiden China Xi Jinping mengeluarkan instruksi untuk melakukan mekanisme tanggap darurat.

Baca Juga: Selidiki Kecelakaan Pesawat Sriwijaya, Amerika Serikat Kirim Tim ke Indonesia

Kemudian Xi Jinping juga mengintruksikan untuk melakukan pencarian dan penyelamatan tanpa kenal lelah. Serta lakukan penanganan yang sepantasnya.

Dewan Negara menindaklanjuti instruksi tersebut dengan menunjuk beberapa pejabat untuk menangani peristiwa tersebut.

Mulai dari mengidentifikasi penyebab kecelakaan hingga memperkuat penyelidikan untuk menjamin keamanan operasional penerbangan berikutnya.

Perdana Menteri Li Keqiang menyerukan pencarian dan perawatan korban luka serta menenangkan keluarga korban.

Baca Juga: Hari Keempat, Tim Fokuskan Pencarian Korban Kecelakaan Pesawat Sriwijaya

Pemimpin Kabinet China itu juga mendorong departemen terkait untuk mengidentifikasi secara cermat penyebab kecelakaan.

Kemudian segera mengambil tindakan untuk memperkuat sistem keamanan penerbangan sipil.

Badan Penerbangan Sipil China (CAAC), Kementerian Kegawatdaruratan, dan beberapa departemen terkait mengirimkan satuan tugas ke lokasi kecelakaan.

Sekitar pukul 15.00, Brigade Pemadam Kebakaran Kota Wuzhou dikerahkan ke lokasi kecelakaan di wilayah Kabupaten Tengxiang, Guangxi.

"Kami telah mengirimkan 25 alat pemadam kebakaran dan 117 petugas ke lokasi," kata seorang pejabat Brigade Pemadam Kebakaran Wuzhou, seperti dikutip WARTA SAMBAS dari ANTARA, Selasa 22 Maret 2022.

Baca Juga: 6 Film Ini Mengisahkan Kecelakaan Pesawat yang Mengerikan

Namun karena lokasi kecelakaan sangat terpencil di atas perbukitan, alat pemadam tidak bisa menjangkaunya.

Kecelakaan ini merupakan yang terburuk di China sejak peristiwa jatuhnya pesawat di Yinchun, Provinsi Heilongjiang pada 2010 silam.

Sementara itu, KBRI di Beijing dan KJRI di Guangzhou saling berkoordinasi untuk mengetahui data korban kecelakaan China Eastern Airlines itu.

"Kami monitor terus kejadian sore ini. Kami terus koordinasikan dengan KJRI GZ (Guangzhou)," kata Dino R Kusnadi, Wakil Kepala KBRI Beijing.

Sampai saat ini pihaknya belum bisa memastikan ada atau tidaknya korban Warga Negara Indonesia (WNI) dalam pesawat nahas itu.

"Informasi penumpang belum dikeluarkan oleh FAO (Kantor Urusan Luar Negeri) setempat," jelas Dino.***

 

Editor: Mordiadi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler