Israel 2 Hari Lancarkan Serangan Udara ke Jalur Gaza Palestina, Ini Respon Hamas

- 18 Juni 2021, 20:09 WIB
Israel 2 Hari Lancarkan Serangan Udara ke Jalur Gaza Palestina, Ini Respon Hamas
Israel 2 Hari Lancarkan Serangan Udara ke Jalur Gaza Palestina, Ini Respon Hamas /Twitter/@AJEnglish/

“Kemudian untuk menutupi kebingungan yang belum pernah terjadi sebelumnya, bagi pembentukan zionis dalam mengatur apa yang disebut ‘pawai bendera’,” ujarnya Hazem Qassem, seperti dikutip WARTA SAMBAS dari Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul “Terkuak Alasan Hamas Tak Balas Serangan Udara Terbaru Israel ke Gaza Palestina”, Jumat 18 Juni 2021.

Sementara para analis menilai, Hamas tidak tertarik untuk menembakkan roket lagi dari Jalur Gaza. Mereka lebih memberika kesempatan untuk pemulihan wilayah akibat serangan bom lalu.

“Hamas menahan diri selama tahap berikutnya, baik selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan,” ucap Mukhaimar Abu Saada, Profesor Ilmu Politik di Universitas Al-Azhar.

Apalagi, tambah dia, saat ini Israel dipimpin salah seorang tokoh utama sayap kanan. Jika Hamas mengulangi serangan roketnya seperti beberapa waktu lalu, malah akan menimbulkan reaksi lebih keras dari Israel dan akan menyebabkan semakin banyak warga Palestina yang menjadi korban.

“Hamas perlu memulihkan apa yang hancur dalam perang terakhir, baik itu pada tingkat kemampuan militernya maupun pembangunan kembali Jalur Gaza, dan menciptakan kesempatan masuknya dana (ke kawasan),” kata Mukhaimar Abu Saada.

Perundingan tambahan di bawah mediasi Mesir dikabarkan dilakukan pekan depan untuk gencanakan senjata jangka panjang antara Hamas Palestina dengan Israel.

Sumber dari Palestina menyebutkan faksi-faksi di jalur Gaza memutuskan untuk menggandakan tekanan mereka atas Israel, sebelum dimulainya perundingan baru di Mesir pekan depan.

Serangan udara Israel ke Jalur Gaza disebut telah melanggar aturan dan akan mengarah pada eskalasi. Tekanan akan bertambah seiring berjalannya waktu, sampai Israel membalikkan langkah-langkahnya.

Analis Politik Ibrahim Abrash mengatakan, Jalur Gaza akan berada pada situasi ‘menggantung’ antara perang dan perdamaian untuk waktu yang lama, tanpa mengakhiri perselisihan atau menemukan jalan politik untuk mencapai solusi yang bisa diterapkan.

“Dalam jangka pendek, selama satu tahun atau lebih, prioritas akan menyerap hasil konfrontasi militer baru-baru ini dan proses rekonstruksi,” jelas Ibrahim.

Halaman:

Editor: Mordiadi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x