Pengeboran Minyak dan Gas Alam Indonesia Tuai Protes China, Ini Reaksi DPR RI

- 2 Desember 2021, 19:08 WIB
China melayangkan surat protes ke Indonesia karena melakukan pengeboran minyak dan gas alam di Laut China Selatan./Foto: ilustrasi
China melayangkan surat protes ke Indonesia karena melakukan pengeboran minyak dan gas alam di Laut China Selatan./Foto: ilustrasi /Pixabay

WARTA SAMBAS - China melayangkan surat protes ke Indonesia karena melakukan pengeboran minyak dan gas alam di Laut China Selatan.

Surat protes China terhadap pengeboran minyak dan gas alam yang dilakukan Indonesia di Laut China Selatan tersebut dilaporkan Reuters pada 1 Desember 2021 kemarin.

Protes pengeboran minyak dan gas alam ini pun memperkuat kekhawatiran bahwa China semakin agresif terkait klaimnya atas Laut China Selatan.

Padahal 200 mil dari pulau terluar Indonesia di Laut China Selatan lebih dekat ke Vietnam, Malaysia Brunei dan Filipina ketimbang Pulau Hainan, wilayah paling selatan China.

Baca Juga: Kerusuhan Anti China, PM Solomon sebut Kental Campur Tangan Pihak Asing

Namun kemungkinan China mengukurnya dari pulau buatan mereka (Kepualauan Spratly dan Paracel) yang tidak diakui dunia.

Bukan hanya melayang protes pengeboran minyak, dilansir ANTARA, China juga dikabarkan mengelar latihan militer di Laut Cina Selatan yang merupakan wilayah Indonesia.

Laut China Selatan wilayah Indonesia berdasarkan tata hubungan internaslonal yang berlaku.

Berbeda dengan aksi unilateral atau sepihak seperti dilakukan China di Kepulauan Spratly dan Paracel.

Baca Juga: Fatwa MUI: Vaksin Zifivax asal Anhui China Halal dan Aman

Dengan protesnya ke Indonesia terkait pengeboran minya itu, berarti China sudah menganggap Laut China Selatan merupakan wilayahnya.

Hal ini tentu sangat berbahaya. Apalagi China mengklaim Laut China Selatan berdasarkan konsep yang mereka buat sendiri, yakni Sembilan Garis Putus-Putus (Nine Dash Line).

Padahal pada 2016 Pengandilan Internasional sudah memutuskan bahwa konsep Nine Dash Line yang dibuat China itu tidak mempunyai dasar historis.

Berpijak pada Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS), Laut China Selatan masuk Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.

Baca Juga: Mata Uang China Berlaku di Indonesia, Ini Daftar Bank Pelaksana Transaksinya...

Anggota Komisi 1 DPR RI Muhammad Farhan pun memberikan reaksi keras terhadap China yang melakukan protes atas pengeboran minyak yang dilakukan Indonesia di Laut China Selatan.

Kendati protes China tersebut masih berupa nota diplomatik atau bukan untuk dikonsumsi publik, Farhan menilai, hal itu tidak boleh diabaikan.

Menurutnya, sikap China itu semakin menegaskan kalau mereka cenderung semakin agresif dalam mengklaim Laut China Selatan.

Seperti diketahui, China yang mengklaim bagian-bagian Laut China Selatan ini sampai menimbulkan perang dengan Vietnam pada 1979.

Baca Juga: Pemerintah RI Diminta Berperan Aktif di Laut China Selatan

Diplomat-diplomat China juga menjadi lebih agresif, baik langsung maupun tidak melalui Twitter yang menjadi platform utama mereka di luar negeri.

Peter Martin dalam 'China’s Civilian Army: The Making of Wolf Warrior Diplomacy' menyebut kecenderungan semakin agresifnya China ini sebagai diplomasi Serigala Petarung (Wolf Warrior) yang bersiap mencabik-cabik siapapun yang dianggap menantangnya.

Istilah ini dipinjam dari film laga produksi China berjudul Wolf Warrior yang mengisahkan petualangan pasukan khusus China dalam memberantas kejahatan.

Diplomasi semacam ini sudah termanifestasikan di sejumlah wilayah yang menjadi titik api konflik.***

Editor: Mordiadi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah