Menteri Keuangan Sri Mulyani: Tekanan Inflasi saat Covid-19 Memaksa Negara Lakukan Pengetatan Moneter

2 Desember 2021, 18:32 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai, proses pemulihan ekonomi semua negara di saat pandemi Covid-19 seperti sekarang, tidak akan mudah dan mulus. /Instagram/@smindrawati/

WARTA SAMBAS - Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai, proses pemulihan ekonomi semua negara di saat pandemi Covid-19 seperti sekarang, tidak akan mudah dan mulus.

Di banyak negara maju dan berkembang, ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani, inflasi telah meningkat.

Tekanan inflasi ini, menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, memaksa negara untuk menyesuaikan kebijakannya.

"Terutama dari sisi moneter melalui pengetatan atau kenaikan suku bunga," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani, seperti dikutip WARTA SAMBAS dari ANTARA, Kamis 2 Desember 2021.

Baca Juga: Milenial Jangan Mengeluh, Memaki dan Membenci, Sri Mulyani: Anda Memiliki Tanggungjawab yang Besar

Pengetatan moneter tersebut, jelas Sri Mulyani, memiliki implikasi serius atau spillover effect bagi seluruh dunia, termasuk potensi volatilitas pasar keuangan atau bahkan krisis.

Sehingga kebijakan Federal Reserve (Fed), Bank Sentras AS, serta bank sentral Eropa berpotensi memberikan efek limpahan ke seluruh dunia.

Seluruh negara, kata Sri Mulyadi, harus sangat waspada dengan situasi yang dinamis ini,  supaya tidak berakhir dalam situasi pemulihan yang rapuh di tengah tekanan inflasi.

Menurut dia, ini semacam situasi spekulasi atau tantangan yang harus dihadapi seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia.

Baca Juga: 10 Bansos dapat Tambahan Alokasi APBN, Sri Mulyani: Naik dari Rp153,86 Triliun ke Rp187,84 Triliun

Saat ini, kata Sri Mulyani, Indonesia terus menggenjot proses pemulihan dengan pertumbuhan ekonomi di Triwulan II-2021 yang sangat kuat, di atas 7 persen.

Namun pada Triwulan III-2021 turun ke level 3,5 persen disebabkan munculnya Virus Corona Varian Delta.

Secara keseluruhan, ungkap Sri Mulyadi, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 diperkirakan dalam rentang 3,5 sampai 4 persen.

Kemudian diperkirakan akan semakin bertumbuh menjadi 5,2 persen pada tahun 2022 mendatang.

Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Rp170 Triliun untuk Penanganan Covid-19, Ini Rinciannya…

Menurut Sri Mulyani, Indonesia telah menangani Covid-19 terutama Varian Delta dengan sangat signifikan, kredibel dan efektif.

Sehingga rata-rata kasus positif saat ini berada di bawah 500 setiap harinya. Ini kemajuan signifikan dibandingkan angka pada Juli 2021 yang di atas 55 ribu kasus.

Program Vaksinasi Covid-19, lanjut Sri Mulyani, juga terus dipercepat dan ditingkatkan, hampir mendekati 60 hingga 65 persen dari populasi per November 2021.

Peningkatan ini menempatkan Indonesia pada peringkat kelima dunia dengan Vaksinasi Covid-19 terbanyak.

"Namun Indonesia tetap waspada karena Virus Corona terus menciptakan mutasi baru. Ini juga membuat tantangan tambahan atau berbeda, seperti sekarang Varian Omicron yang menjadi perhatian," pungkas Sri Mulyani.***

Editor: Mordiadi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler