22 Turunan Virus Corona Varian Delta Teridentifikasi di Indonesia, Paling Banyak di DKI Jakarta

4 November 2021, 20:19 WIB
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) telah mengidentifikasi 22 turunan Virus Corona Varian Delta di Indonesia. /Geralt/Pixabay

WARTA SAMBAS - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) telah mengidentifikasi 22 turunan Virus Corona Varian Delta di Indonesia.

Turunan Virus Corona Varian Delta ini tentunya sangat mengkhawatirkan, mengingat varian ini yang paling bertanggungjawab atas lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia.

Berdasarkan data Badan Litbangkes Kemenkes RI, per 16 Oktober 2021 tercatat 4.025 kasus Covid-19 akibat Varian Delta di Indonesia.

Dari total kasus tersebut, paling banyak di Provinsi DKI Jakarta 1.300 kasus Varian Delta. Disusul Jawa Barat 700 kasus dan Jawa Tengah 300 kasus.

Baca Juga: Varian Delta Paling Cepat Menular, Hanya 1 Vaksin Covid-19 yang Terbukti Paling Efektif Melawannya...

"Ini yang jadi kewaspadan kita. Jangan beri kesempatan Varian Delta berkembang lagi," kata Siti Nadia Tarmidzi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes RI, seperti dikutip WARTA SAMBAS dari PMJ News, Kamis 4 November 2021.

Dilansir Alodokter, Varian Delta atau B.1.617.2 merupakan Virus Corona yang telah bermutasi.

Varian Delta kali pertama dilaporkan di India pada Desember 2020, kemudian ditemukan di lebih dari 74 negara, termasuk Indonesia.

Varian Delta bisa menimbulkan gejala yang berbeda-beda pada setiap orang, juga bersifat ringan dan berat.

Beberapa orang yang terserang Varian Delta tercatat tidak memiliki gejala. Tetapi sebagian besar mengalami keluhan yang bertambah pada dalam waktu 3 sampai 4 hari.

Baca Juga: Varian Delta Bisa Ditangani dengan Baik, Luhut Binsar Pandjaitan: Itu Berpulang pada Kita Semua

Berikut gejala terserang Virus Corona Varian Delta:

1. Demam

2. Pilek

3. Sakit kepala

4. Sakit tenggorokan

Selain itu, Varian Delta juga mungkin akan menimbulkan gejala umum lainnya, seperti batuk, sesak napas, kelelahan, anosmia, nyeri otot, serta gangguan pencernaan.

Baca Juga: Varian Delta Sudah Menyebar ke 6 Daerah Luar Jawa, Pesan Budi Gunadi: Jangan ke Mana-mana Dulu

Varian Delta diketahui lebih mudah dan cepat menular daripada varian lainnya. Tingkat penularannya lebih tinggi 40 persen dibandingkan varian Alpha.

Selain itu, Varian Delta diketahui memiliki kemampuan untuk bereplikasi atau berkembang biak lebih cepat dibandingkan Virus Corona biasa.

Dibandingkan Varian Alpha atau yang lainnya, Varian Delta memiliki tingkat keparahan yang lebih tinggi.

Beberapa laporan kasus sejauh ini menyebutkan bahwa ada lebih banyak pasien positif Varian Delta yang membutuhkan perawatan di RS daripada pasien varian lain.

Baca Juga: Virus Corona Varian Mu Masuk Malaysia, IDI: Indonesia Jangan Tenang-tenang saja

Varian Delta diketahui dapat menimbulkan komplikasi yang lebih parah pada pasien Lansia atau yang memiliki penyakit penyerta sebelumnya, seperti diabetes, hipertensi, atau asma.

Varian Delta ini juga lebih mudah menginfeksi anak-anak, remaja, dan orang dewasa di bawah usia 50 tahun.

Orang dengan kelainan sistem imun dan orang-orang yang belum mendapatkan vaksin Covid-19 juga berisiko tinggi terinfeksi Varian Delta.

Sementara itu, Ketua Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia, Masdalina Pane mengatakan, pihaknya menemukan banyak sekali Varian Delta plus di Indonesia.

Selain AY.1, AY.11, AY.16, terdapat juga varian AY.4, dan AY.24. Tetapi AY.4.2 yang memicu lonjakan kasus Covid-19 di Inggris belum teridentifikasi di Indonesia.

"Sementara ini (AY.4.2) belum ditemukan di Indonesia. Namun kita berharap tidak masuk ke Indonesia," kata Masdalina.***

Editor: Mordiadi

Sumber: PMJ News Alodokter

Tags

Terkini

Terpopuler