Kidung Kacer yang Dirapal Mbah Maridjan saat Gunung Merapi Erupsi, Ternyata QS Al-Hasyr ayat 21

28 Januari 2021, 15:58 WIB
Mbah Maridjan (Alm), juru kunci Merapi /Youtube Agus Prasetyo Boyolali

WARTA SAMBAS - Semasa hidupnya, Mbah Maridjan kerap merapal Kidung Kacer ketika Gunung Merapi erupsi. Tidak banyak yang tahu, ternyata 'doa penjinak gunung' itu merupakan terjemahan dari Al-Qur'an Surat Al-Hasyr ayat 21.

 

Nama Mbah Maridjan tentu akan mengemuka kembali ketika Gunung Merapi erupsi seperti sekarang. Sebagaimana diberitakan ZonaJakarta.com dalam artikel berjudul "Bikin Ulama Tercengang, Ini Arti Kidung Kacer yang Dirapalkan Mendiang Mbah Maridjan Tiap Kali Merapi Erupsi", aktivitas gunung di perbatasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah itu terus meningkat.

Pada Kamis 28 Januari 2021 hari ini, Gunung Merapi masih terpantau mengeluarkan awan panas guguran dengan jarak luncur 2.000 meter ke arah Barat Daya atau hulu Kali Krasak dan Boyong.

Baca Juga: Gunung Merapi Semburkan Awan Panas Sejauh 1.200 Meter ke Arah Barat Daya

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan, awan panas guguran Gunung Merapi terjadi pada pukul 10.13 WIB dan terekam di seismogram dengan amplitudo 69 milimeter dalam durasi 175 detik. Tinggi kolomnya tidak teramati karena cuaca berkabut.

Sebelumnya, berdasarkan pengamatan pada Rabu mulai pukul 00:00 sampai 24:00 WIB, BPPTKG telah mencatat 58 kali awan panas guguran keluar dari Gunung Merapi dengan jarak luncur maksimum 3.000 meter ke hulu Kali Krasak dan Boyong.

Selain itu, guguran material teramati empat kali meluncur dengan jarak maksimum 800 meter ke arah Barat Daya.

Baca Juga: WASPADA!!! Tanda-tanda Awal Gunung Raung akan Meletus Semakin Sering

BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga dengan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor Selatan-Barat Daya, meliputi Sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 Kilometer.

Sementara apabila terjadi letusan eksplosif, lontaran material vulkanik dapat menjangkau radius 3 Kilometer dari puncak. Gunung Merapi memang merupakan salah satu gunung paling aktif di Jawa.

Bila Mbah Maridjan masih hidup, tentunya banyak warga yang menunggu komando dari Sang Juru Kunci bila melihat aktivitas Gunung Merapi seperti sekarang. 

Baca Juga: Gunung Mas Puncak Dihantam Banjir Bandang, Puluhan Rumah Warga Dipenuhi Lumpur

Mbah Maridjan memiliki nama lengkap Mas Penewu Surakso Hargo. Ia lahir di Dusun Kinahrejo pada 5 Februari 1927. Keraton Yogyakarta menganugerahinya gelar Raden Ngabehi Surakso Hargo.

Mbah Maridjan mendapat amanah sebagai Juru Kunci Gunung Merapi dari Sri Sultan Hamengkubuwana IX pada 1982. Makanya ketika gunung tersebut erupsi, warga setempat selalu menunggu petunjuk darinya, apakah sudah saatnya untuk mengungsi.

Nama Mbah Maridjan semakin terkenal ke seantero negeri sejak Gunung Merapi akan meletus pada 2006. Keberaniannya pun menyebabkan ia ditunjuk sebagai bintang iklan di salah satu produk minuman berenergi.

Baca Juga: 14 Kecamatan Dihujani Abu Vulkanik Gunung Semeru

 

Sebagai tokoh spiritual dan abdi dalem Gunung Merapi, Mbah Maridjan memang tidak pernah mau mengungsi jika gunung itu akan meletus. Sampai kapanpun.

Itulah mengapa saat status Merapi naik menjadi 'Awas' pada 25 Oktober 2010 silam, setelah mengungsikan keluarganya ia memilih untuk kembali ke rumah.

Mbak Maridjan seakan sudah mengetahui konsekuensi atas jalan hidup yang dipilihnya. Setia mengabdi sebagai Juru Kunci Merapi sampai akhir hayatnya.

Pada 26 Oktober 2010, Gunung Merapi meletus disertai awan panas setinggi 1,5 Kilometer. Gulungan awan panas tersebut meluncur turun melewati kawasan tempat Mbah Maridjan bermukim yakni di Dusun Kinehrejo Cangkringan, Kabupaten Sleman.

Baca Juga: Gunung Merapi Semburkan ‘Wewe Gombel’ Setinggi 200 Meter dan Meluncur Sejauh 600 Meter

Jasad Mbah Maridjan ditemukan beberapa jam kemudian oleh Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) bersama dengan 16 orang lainnya yang telah meninggal.

Sikap amanah Mbah Maridjan itu membuat banyak orang penasaran, termasuk KH Ahmad Muwafiq alias Gus Muwafiq, mantan Asisten Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Gus Muwafiq pernah bercerita dalam suatu ceramahnya pada Haul Syekh Subakir di lereng Gunung Tidar beberapa bulan lalu, bahwa ia penasaran dengan Mbah Maridjan.

Kala itu Gus Muwafiq penasaran perihal apa yang dilakukan Mbak Maridjan ketika Gunung Merapi erupsi. Usut-punya usut ternyata ia menemukan fakta yang agak mencengangkan.

Baca Juga: Gunung Sinabung Semburkan Abu Vulkanik Sejauh 1 Kilometer

Gus Muwafi baru mengetahui kalau semasa hidup, Mbah Maridjan mengambil gendang kemudian merapalkan Kidung Kacer. Setelah disimak dengan seksama, artinya ternyata terjemahan Jawa dari Al-Qur'an Surat Al-Hasyr ayat 21.

Lau anzalnâ hâdzal qur’âna 'alâ jabalin lara-aitahû khâsyi‘an mutashaddi'an min khasy-yatillâh, watilkal amtsâlu nadlribuhâ lin nâsi la’allahum yatafakkarûn

Artinya, “Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir” (QS.Al-Hasyr: 21).

Gus Muwafiq mengatakan jika Surat Al-Hasyr tersebut agak susah diucap lidah jawa. "Karena lidah orang Jawa dulu sulit melafalkan Al-Hasyr, maka jadilah Kacer," jelasnya.***(Lusi Nafisa/ZonaJakarta.com)

Editor: Mordiadi

Sumber: Zona Jakarta

Tags

Terkini

Terpopuler