Menag Yaqut Cholil Tak Bisa Bahasa Arab?, Netizen: Bisanya Cuma Geser Hari Libur Maulid Nabi

- 23 November 2021, 19:32 WIB
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas bertemu Gubernur Makkah Khalid bin Faisal Al Saud bahas penanganan Covid-19 hingga persiapan Jamaah Umroh
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas bertemu Gubernur Makkah Khalid bin Faisal Al Saud bahas penanganan Covid-19 hingga persiapan Jamaah Umroh /Tanggapan layar Web Kementerian Agama

WARTA SAMBAS - Mengejutkan. Menteri Agama Republik Indonesia (Menag RI) Yaqut Cholil Qoumas disebut tak bisa menggunakan Bahasa Arab.

Kabar Menag Yaqut Cholil tak bisa Bahasa Arab mencuat setelah beredar video mantan Ketua GP Anshor ini menggunakan jasa penerjemah ketika bertemu dengan pejabat Arab Saudi.

Tentunya terdengar sangat ironis, seorang Menag yang mengaku sebagai cucu kiyai, anak kiyai dan hidup di pesantren seperti Yaqut Cholil malah tak bisa Bahasa Arab.

Memang hingga kini belum ada klarifikasi dari Menag Yaqut Cholil, tetapi video penggunaan jasa penerjemah yang beredar, hampir dapat dipastikan ia memang tak bisa Bahasa Arab. 

Sebagaimana dilansir WARTA SAMBAS dari SeputarTangsel.com dalam artikel berjudul "Yaqut Cholil Qoumas Gunakan Penerjemah, Netizen: Menag Gak Bisa Bahasa Arab?" pada Selasa 23 November 2021, video Menag pakai penerjemah Bahasa Arab itu diunggah akun @IpunkLombok.

Dalam video Menag Yaqut Cholil pakai jasa penerjemah Bahasa Arab itu, akun @IpunkLombok juga memberikan caption menohok.

"Menag sebelumnya enggak seperti ini kan?" tulis @IpunkLombok terkait Menag Yaqut Cholil yang menggunakan jasa penerjemah Bahasa Arab tersebut.

Penggunaan penerjemah Bahasa Arab yang dilakukan Menag Yaqut Cholil tersebut juga menuai komentar dari Tokoh Papua Christ Wamea melalu akun @PutraWadapi.

Baca Juga: Tak Takut Dibilang Antiagama, Gus Yaqut: Saya Ini Anak Kiai, Cucu Kiai, Hidup di Pesantren

"Menag kok begini. Bagaimana bisa lobi kuota haji kalau tidak bisa berbahasa Arab," protes Christ Wamea.

Netizen +62, sebutan pengguna dunia media sosial asal Indonesia pun tidak kalah sadisnya memberikan komentar terkait Menag Yaqut Cholil tak bisa Bahasa Arab tersebut.

"Menag RI sebelumnya pada pakai Bahasa Arab, lah ini Menag sekarang bisanya cuma geser hari libur Maulid Nabi aja..," komentar pemilik akun @dwiasry.

"Mentri agama kok nggak bisa Bahasa Arab ya... kan Menteri-nya dari NU...?" tanya Ikhwan melalui akun @cheecaq18.

Baca Juga: Libur Maulid Nabi Muhammad SAW Mundur Sehari, Ma'ruf Amin: untuk Menghindari Hari Kejepit

"Bapak penerjemah lebih layak jadi menag," komentar Firman Syah melalui akun @immank_chia.

"Waduuhh kacau balau Menang ora bisa Bahasa Arab..nikmat mana lagi yang kau dustakan..vangkee...," tulis pemilik akun @IChakil

Dikutip dari akun Kemenag.go.id, Menag Yaqut Cholil bertemu dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi H.E Tawfiq F. Al-Rabiah di Makkah pada Senin 22 November 2021.

Sementara beberapa waktu lalu, Menag Yaqut Cholil mengaku tidak taku dibilang antiagama setelah turut menerbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri terkait tidak wajibnya penggunaan atribut khusus agama, seperti jilbab di sekolah.

Baca Juga: Hari Santri Nasional 22 Oktober 2021, Menag Yaqut Cholil Ingatkan Ideologi yang Ancam Persatuan dan Kesatuan

“Ya kalau saya sih biar saja dibilang antiagama, saya ini anak kiai, cucu kiai, hidup di pesantren, masa saya dibilang antiagama, kan nggak juga,” ucap Yaqut Cholil saat itu.

Ia mengaku santai saja dengan pandangan yang menyebutnya sebagai antiagama tersebut, lantaran SKB 3 Menteri ini untuk generasi muda ke depannya.

“Untuk anak-anak kita ke depan, ini sangat berguna. Apalagi untuk menjaga Indonesia, yang kita tahu beragam,” ujar Yaqut Cholil.

Hidup dalam masyarakat yang penuh keberagaman, kata Yaqut Cholil, tidak boleh ada paksaan terkait penggunaan atribut kekhususan keagamaan.

Baca Juga: Begini Kalimat Ucapan Selamat Natal dari Menag Yaqut Cholil

“Kita enggak boleh paksakan, orang bebas saja kalau mau pakai hijab, mau enggak, ya terserah saja. Itu urusan personal dia, saya kira, dan negara, apalagi sekolah, tidak boleh memaksakan ini. Kita hargai saja,” kata Yaqut Cholil.

Urusan penggunaan atribut kekhususan keagamaan, tegas Yaqut Cholil, merupakan permasalahan pribadi setiap individu.

Oranglain, menurut Yaqut Cholil, tidak perlu mengurusi urusan seorang individu dengan Tuhannya, karena semua orang memiliki urusannya masing-masing dengan Tuhan.

“Ngapain kita ngurusin urusan dia? Urusan kita sama Tuhan saja belum tentu beres, begitu loh,” ucap Yaqut Cholil.

Baca Juga: Abaikan Keinginan Wapres Ma’ruf Amin, Menag Yaqut Cholil Pastikan Tidak Ada Dispensasi Mudik Khusus Santri

Melihat perilaku seperti itu, Yaqut Cholil mengaku sering merasa geram karena urusan individu dengan Tuhannya adalah urusan personal.

“Kadang-kadang, saya tuh kalau ngeliat orang-orang begitu itu, pingin jitak aja sebenernya. Itu kayak Surga udah dikapling aja gitu loh, kita ini enggak boleh masuk Surga kalau tidak ikut mereka,” ujar Yaqut Cholil.

Seperti diketahui, SKB 3 Menteri tentang seragam sekolah dan atribut kekhususan agama yang ditandatangai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, dan Menag Yaqut Cholil Qoumas, diterbitkan pada Rabu 3 Februari 2021.

SKB tersebut diterbitkan sebagai tanggapan adanya isu yang menyebutkan siswi nonmuslin dipaksa mengenakan jilbab di salah satu sekolah negeri. Walaupun hal tersebut telah dibantah Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat.***(Tining Syamsuriah/SeputarTangsel.com)

Editor: Mordiadi

Sumber: Seputar Tangsel


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x