Network
WARTA SAMBAS – Papua bisa mencakup budaya, tanah, adat dan diaspora. Sehingga dapat menyasar setiap di daerah yang dulunya disebut Irian Jaya tersebut, di manapun mereka berada kini.
Bertolak dari pemikiran tersebut, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD meminta istilah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua tidak digunakan lagi.
"Tolong ya, jangan sebut itu KKB Papua. Tetapi KKB orang, pimpinan siapa," pinta Mahfud MD seperti dikutip Warta SambasRaya.com dari PMJ News, Senin 10 Mei 2021.
Pemerintah, kata Mahfud, akan lebih spesifik menyebut nama pimpinan KKB. Misalnya Egianus Kogoya, Militer Murib, dan lainnya. Setidaknya terdapat 19 nama kelompok teroris tersebut.
Baca Juga: Di Tengah Penumpasan Teroris KKB, Panglima TNI dan Kapolri Berangkat ke Papua
Mahfud MD mengatakan, pemerintah memiliki bukti-bukti bahwa 19 kelompok teroris itu menyebarkan ketakutan, membunuh dan menantang untuk memisahkan diri dari Indonesia.
Sebelumnya pada akhir April lalu, Mahfud MD mengumumkan pemerintah menetapkan KKB di Papua sebagai kelompok teroris. Penyematan label itu sebenarnya hanya konfirmasi yuridis. Kelompok ini telah melakukan teror seperti yang didefinisikan dalam Undang-Undang Terorisme.
Menurut Mahfud MD, KKB tersebut telah merencanakan, menggerakkan, dan mengorganisasikan aksi kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan rasa takut, merusak obyek vital dan membunuh warga sipil. "Itu kan sudah teror dan mereka terang-terangan menantang akan melawan republik (NKRI)," ujarnya.
Kalau ditetapkan teroris, kata Mahfud MD, tentunya terukur, disebut siapanya, siapa orangnya, siapa kelompoknya. “Itu lebih mudah. Agar tidak semua orang Papua dianggap teroris," tegasnya.***
