Pelanggaran Kebebasan Beragama Meningkat, China dan Myanmar Pegang Rekor Terburuk

- 21 April 2021, 19:45 WIB
SEORANG muslim perempuan Rohingya menangis sambil memeluk putrinya setelah mereka ditahan oleh tentara Pasukan Keamanan Perbatasan (BSF) saat menyebrang perbatasan India-Bangladesh dari Bangladesh, di desa Raimura pinggiran kota Agartala, India, Selasa 22 Januari 2020.
SEORANG muslim perempuan Rohingya menangis sambil memeluk putrinya setelah mereka ditahan oleh tentara Pasukan Keamanan Perbatasan (BSF) saat menyebrang perbatasan India-Bangladesh dari Bangladesh, di desa Raimura pinggiran kota Agartala, India, Selasa 22 Januari 2020. /* /REUTERS/

China meningkatkan penggunaan pengenalan wajah di sistem smartphone untuk mendeteksi para penyembah berbagai agama.

Di Myanmar, laporan itu mengatakan Muslim Rohingya telah menjadi korban pelanggaran hak asasi manusia paling mengerikan dalam insiden baru-baru ini.

Tahun lalu, Pengadilan Internasional memerintahkan Myanmar untuk mengambil tindakan mendesak untuk melindungi Rohingya dari genosida. Pemerintah membantah tuduhan genosida.

Laporan ACN mengatakan kudeta militer pada 1 Februari, kemungkinan akan memperburuk keadaan bagi semua agama minoritas di Myanmar, di mana sekitar 8 persen penduduknya beragama Kristen.

Menurut laporan, Afrika akan menjadi medan pertempuran berikutnya melawan militan Islam yang berada disana.

Dikabarkan, kelompok militan menyebabkan kekacauan di negara-negara termasuk Mauritania, Mali, Burkina Faso, Niger, Nigeria, Kamerun utara, Chad, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Somalia dan Mozambik.***

Halaman:

Editor: Suryadi

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x