WARTA SAMBAS - Rusia dan Amerika Serikat makin tegang, menyusul Ukraina tetap diperkenankan untuk bergabung ke NATO.
Amerika Serikat menolak permintaan utama Rusia untuk melarang NATO menerima Ukraina bergabung.
Penolakan Amerika Serikat ini tentunya memantik 'tindakan balasan' dari Rusia yang sudah menempatkan 100.000 tentaranya di dekat perbatasan Ukraina.
"Dari sudut pandang kami, saya tidak bisa lebih jelas lagi, pintu NATO terbuka, tetap terbuka, dan itu adalah komitmen kami," kata Antony Blinken, Menteri Luar Negeri AS, seperti dikutip WARTA SAMBAS dari Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul "AS Tolak Permintaan Rusia di Ukraina, Tawarkan 'Jalur Diplomatik' untuk Keluar dari Krisis", Jumat 28 Januari 2022.
Satu bulan setelah mengajukan proposal keamanan besar-besaran, Rusia mengirim tentaranya ke perbatasan Ukraina.
AS pun menyampaikan jawaban terkoordinasi dengan sekutu NATO yang mengatakan bahwa pihaknya siap untuk segala kemungkinan.
AS telah memperingatkan konsekuensi berat dan cepat jika Rusia menyerang, termasuk kemungkinan sanksi pribadi terhadap Presiden Vladimir Putin.
Baca Juga: Merasa Keamanannya Terusik, Rusia Murka dan Tegaskan Israel Hentikan Ketegangan di Palestina