Menteri Keuangan Sri Mulyani: Tekanan Inflasi saat Covid-19 Memaksa Negara Lakukan Pengetatan Moneter

- 2 Desember 2021, 18:32 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai, proses pemulihan ekonomi semua negara di saat pandemi Covid-19 seperti sekarang, tidak akan mudah dan mulus.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai, proses pemulihan ekonomi semua negara di saat pandemi Covid-19 seperti sekarang, tidak akan mudah dan mulus. /Instagram/@smindrawati/

Baca Juga: 10 Bansos dapat Tambahan Alokasi APBN, Sri Mulyani: Naik dari Rp153,86 Triliun ke Rp187,84 Triliun

Saat ini, kata Sri Mulyani, Indonesia terus menggenjot proses pemulihan dengan pertumbuhan ekonomi di Triwulan II-2021 yang sangat kuat, di atas 7 persen.

Namun pada Triwulan III-2021 turun ke level 3,5 persen disebabkan munculnya Virus Corona Varian Delta.

Secara keseluruhan, ungkap Sri Mulyadi, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 diperkirakan dalam rentang 3,5 sampai 4 persen.

Kemudian diperkirakan akan semakin bertumbuh menjadi 5,2 persen pada tahun 2022 mendatang.

Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Rp170 Triliun untuk Penanganan Covid-19, Ini Rinciannya…

Menurut Sri Mulyani, Indonesia telah menangani Covid-19 terutama Varian Delta dengan sangat signifikan, kredibel dan efektif.

Sehingga rata-rata kasus positif saat ini berada di bawah 500 setiap harinya. Ini kemajuan signifikan dibandingkan angka pada Juli 2021 yang di atas 55 ribu kasus.

Program Vaksinasi Covid-19, lanjut Sri Mulyani, juga terus dipercepat dan ditingkatkan, hampir mendekati 60 hingga 65 persen dari populasi per November 2021.

Peningkatan ini menempatkan Indonesia pada peringkat kelima dunia dengan Vaksinasi Covid-19 terbanyak.

Halaman:

Editor: Mordiadi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah