Lockdown Tingkat RT di Jakarta Selatan, Polisi: Sudah Dibangun Dapur Umum

- 20 Juni 2021, 23:45 WIB
Lockdown Tingkat RT di Jakarta Selatan, Polisi: Sudah Dibangun Dapur Umum
Lockdown Tingkat RT di Jakarta Selatan, Polisi: Sudah Dibangun Dapur Umum /Freepik/@zaie/

WARTA SAMBAS – Gara-gara 17 warga di 8 rumah terkonfirmasi positif Covid-19, wilayah RT06/RW01 Jalan Madrasah, Gandaria Selatan, Cilandak Barat, Jakarta Selatan dikunci (lockdown).

Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Pol Aziz Andriansyah mengatakan, petugas sudah membuat Posko Kebutuhan Pangan dan Penjagaan di kawasan tersebut.

Sejauh ini, lanjut dia, langkah yang telah dilakukan terkait lockdown tingkat RT tersebut, berupa lokalisir dengan menutup akses antarwilayah.

"Jadi, hanya one gate system. Di situ dijaga aparat Polri, TNI, dan masyarakat. Sehingga akan terdata yang keluar masuk dan harus dipastikan dia dalam kondisi sehat," kata Aziz, seperti dikutip WARTA SAMBAS dari PMJ News, Minggu 20 Juni 2021.

Baca Juga: Desak Jokowi Lockdown Indonesia, Surat Terbuka ‘Lapor Covid-19’: Bukan Waktunya Memikirkan Investasi

Sementaran untuk 17 warga yang terkonfirmasi positif Covid-19, ungkap Aziz, sedang menjalani isolasi mandiri, tidak diperbolehkan untuk beraktivitas keluar rumah sebelum sembuh.

"Sudah dibangun dapur umum untuk memenuhi kebutuhan dasar dari orang yang sedang dirawat tersebut. Saat ini sedang berjalan," jelas Aziz.

Hasil pemantauan, setelah dicek ulang kondisi 17 warga tersebut sudah mulai membaik. “Kemungkinan tinggal 12 orang atau empat rumah. Karena 5 orang menunggu hasil PCR, hasil swabnya non-reaktif," pungkas Aziz.

Diberitakan sebelumnya, Provinsi DKI Jakarta berturut-turut memecahkan rekor harian kasus Covid-19 dan angka kematian akibat Virus Corona tersebut. Namun Gubernur Anies Baswedan tidak mengambil kebijakan untuk menarik “rem darurat”.

"Kalau di awal pandemi dulu Gubernur Anies menjadi yang paling awal dan rajin menarik rem darurat bagi wilayahnya. Apa yang menjadi pertimbangan Anies sekarang belum melakukan hal yang sama," kata Charles Honoris, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI.

Charles mengungkapkan, selama dua hari berturut-turut angka kematian harian di Jakarta 66 jiwa dan 4.895 kasus Covid-19. "Dalam kondisi DKI begitu, langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang hanya memperketat penegakan aturan PPKM Mikro (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat berskala Mikro), jelas tidaklah cukup," katanya.

Data harian Keterisian Tempat Tidur (BOR) Fasilitas Kesehatan di DKI Jakarta, ungkap Charles, sudah di atas 80 persen, jauh di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 60 persen.

Bahkan, BOR Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet sudah 90 persen, atau tertinggi selama Fasilitas Kesehatan darurat itu berdiri.

"Ini membuat DKI menjadi provinsi dengan BOR Fasilitas KEsehatan tertinggi secara nasional, atau dengan kata lain terancam kolaps," jelas Charles.

Menurut Charles, Anies Baswedan harus menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total seperti pada 16 Maret dan 14 September 2020 lalu. Sebab, penularan Covid-19 sekarang lebih parah dari sebelumnya.

PSBB DKI Jakarta pada 14 September 2020 berkisar 1.300 kasus hari dan angka kematian 20 jiwa lebih, sementara sekarang sudah mencapai 4.800 lebih kasus dan 60 lebih angka kematian.***

Editor: Mordiadi

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah