BMKG: Gempa Bengkulu Magnitudo 5,9 Tidak Berpotensi Tsunami

17 Mei 2022, 23:38 WIB
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan, Gempa Bengkulu magnitudo 5,9 pada Selasa 17 Mei 2022 pukul 01.58.22 WIB tidak berpotensi tsunami. /Twitter

WARTA SAMBAS - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan, Gempa Bengkulu magnitudo 5,9 pada Selasa 17 Mei 2022 pukul 01.58.22 WIB tidak berpotensi tsunami.

Hasil analisa BMKG, Gempa Bengkulu magnitudo 5,9 tersebut terjadi di Zona Megathrust Segmen Enggano.

Sebelumnya, menurut BMKG, Gempa Bengkulu dengan parameter awal magnitudo 6,0 itu memiliki episenter di koordinat 5,40 derajat LS dan 101,81 derajat BT. 

Tepatnya di laut pada jarak 55 Kilometer arah Barat Daya Pulau Enggano dengan kedalaman hiposenter 24 Kilometer.

Baca Juga: Gempa Malang Magnitudo 5,1, BMKG: Guncangannya Terasa di Tumpakrejo, Kota Jember, Jembrana dan Tabanan

"Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal," kata Daryono, Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, seperti dikutip WARTA SAMBAS dari ANTARA, Selasa 17 Mei 2022.

Daryono menjelaskan, gempa tersebut akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia.

"Tepatnya di Zona Megathrust Segmen Enggano," tegas Daryono.

Hasil analisa mekanisme sumber menunjukkan, gempa tersebut memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

Baca Juga: Gempa Bumi Magnitudo 6,1 di Talaud, Dinding Gereja Pangeran Kabaruan Retak

Ini merupakan ciri khas aktivitas gempa yang bersumber di zona megathrust.

Gempa tersebut dirasakan cukup kuat di Pulau Enggano dalam skala intensitas IV-V MMI, yakni guncangan dirasakan hampir semua penduduk.

Bahkan akibat guncangan tersebut, warga yang sedang tertidur sampai terbangun.

Di Kota Bengkulu dan Bengkulu Utara guncangan dirasakan dalam skala intensitas III-IV MMI.

Baca Juga: Gempa Megathrust Tsunami Intai Selat Sunda, BMKG: Inilah Ancaman Sesungguhnya

Sementara itu, di Kepahiang dan Rejang Lebong gempa dirasakan dalam skala intensitas III MMI, di mana getaran seakan-akan ada truk berlalu.

"Patut disyukuri bahwa hingga saat ini belum ada laporan kerusakan bangunan rumah warga sebagai dampak guncangan gempa yang terjadi," kata Daryono.

Ia mengatakan, hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami.

Karena magnitudonya belum cukup kuat untuk menimbulkan deformasi dasar laut hingga mengganggu kolom air laut.

Baca Juga: Korban Gempa Bumi Banten dapat Jaminan Pemerintah Kabupaten Pandeglang, Sekarang dalam Pendataan

Hingga pukul 14.00 WIB, hasil pemantauan BMKG menunjukkan telah terjadi satu kali aktivitas gempa susulan dengan magnitudo 3,2.

Sebagai informasi, di zona gempa ini pada 12 September 2007 pernah terjadi gempa dahsyat dengan magnitudo 8,5. Menyebabkan 23 orang meninggal.

Gempa ini juga memicu tsunami yang membanjiri sedikitnya 300 rumah penduduk dan bangunan di Pulau Pagai, Kepulauan Mentawai setinggi 1 meter.***

Editor: Mordiadi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler