Gara-gara Aduan Sopir Kontainer, Kapolri Listyo Sigit Ditelepon Langsung Presiden Jokowi

- 10 Juni 2021, 20:18 WIB
Gara-gara Aduan Sopir Kontainer, Kapolri Listyo Sigit Ditelepon Langsung Presiden Jokowi
Gara-gara Aduan Sopir Kontainer, Kapolri Listyo Sigit Ditelepon Langsung Presiden Jokowi /YouTube/Sekretariat Presiden

WARTA SAMBAS – Setelah mendengar aduan para sopir kontainer di Terminal Peti Kemas Koja Tanjung Priok pada Kamis 10 Juni 2021, Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) langsung menelepon Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.

“Pak Kapolri, selamat pagi,” kata Jokowi setelah panggilan telepon yang dilakukan ajudannya, Kolonel (Pnb) Abdul Hari tersambung.

Sapaan Jokowi itu pun disambut Kapolri Listyo Sigit dari ujung sambungan telepon. “Siap, Selamat Pagi Bapak Presiden,” katanya.

“Ini saya di Tanjung Priok, banyak keluhan dari para driver kontainer yang berkaitan dengan Pungutan Liar (Pungli) di Fortune, di NPCT 1, kemudian di Depo Dwipa. Pertama itu,” kata Jokowi. Dijawan singkat Kapolri Listyo. “Siap,” katanya.

“Yang kedua, juga kalau pas macet itu banyak driver yang dipalak preman-preman. Keluhan-keluhan ini tolong bisa diselesaikan. Itu saja Kapolri,” pinta Jokowi dan dijawab tegas Kapolri Listyo Sigit. “Siap Bapak,” jawab Kapolri.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Massal, Jokowi Minta Daerah Gerak Cepat

Setelah menutup teleponnya, Jokowi pun mengatakan, perintahnya ke Kapolri, supaya semua jelas dan bisa diselesaikan di lapangan. “Nanti akan saya ikuti proses ini (penyelesaian keluhan-red),” ucapnya.

Kapolri Listyo Sigit mendapat perintah langsung melalui telepon dari Presiden Jokowi tersebut, bermula dari belasan sopir yang bertemu dan berdialog tatap muka dengan RI-1 tersebut di perbatasan Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) dan Terminal Peti Kemas Koja.

“Pagi hari ini saya senang bisa bertemu dengan Bapak-Bapak semuanya. Saya mendapatkan keluhan yang saya lihat dari media sosial, terutama driver banyak yang mengeluh karena urusan bongkar muat,” kata Jokowi membuka dialog dengan sopir kontainer tersebut.

Di hadapan para sopir tersebut, Jokowi mengatakan, seharusnya para sopir itu merasa nyaman, jangan sampai ada yang mengeluh karena banyaknya pungutan. “Itu yang mau saya kejar, kalau ada. Silakan,” ucapnya.

Baca Juga: LRT Jabodebek Ujicoba April, Jokowi: Mulai Operasional Juni 2022

Dipersilakan seperti itu, salah seorang sopir kontainer, Agung Kurniawan pun langsung mengacungkan tangan dan mulai menyampaikan serentetan keluhan.

“Begitu keadaan macet, itu di depannya ada yang dinaiki mobilnya, naik ke atas mobil bawa celurit atau nodong begitu, itu enggak ada yang berani menolong, Pak. Padahal itu depan, belakang, samping, kanan itu kan kendaraan semua, dan itu orang semua, dan itu sangat memprihatinkan,” cerita Agung.

Menurut pria kelahiran Ngawi, 38 tahun silam itu, orang-orang sekeliling itu memilih diam, karena preman-preman itu akan menyerang siapapun yang mencoba membantu. “Maka dia lebih memilih tutup kaca. Dan itu memprihatinkan sekali begitu, Pak,” kata Agung.

Hal ini diamini oleh rekannya sesama sopir kontainer, Abdul Hakim, yang menyebut bahwa kemacetan merupakan penyebab para preman bisa leluasa menjalankan aksinya.

“Kalau lancar, ini mungkin tidak ada, Pak. Jadi ini kendala kita ini kemacetan aslinya, Pak. Jadi kami mohon kepada Bapak Presiden, bagaimana solusi ini ke depannya. Karena kami Pak, sakit hati sebenarnya Pak, kalau dibilang sakit hati. Saya kira begitu. Tidak ada kenyamanan untuk kami, sopir-sopir yang mengemudi di Tanjung Priok,” kata Abdul Hakim.

Selain premanisme, Abdul Hakim juga menceritakan soal banyaknya Pungli di sejumlah depo, tempat meletakkan kontainer yang sudah dipakai atau mengambil kontainer yang akan dipakai shipping line.

Baca Juga: Kritik Jokowi soal TWK KPK, TKA hingga Hutang Negara, M.S. Kaban : Presiden Apaan Omongan Gak Bisa Dipegang

Menurut pria berusia 43 tahun ini, para karyawan depo sering meminta imbalan berupa uang tip agar laporannya bisa diproses segera.

“[Mereka] itu meminta imbalanlah, kalau enggak dikasih kadang diperlambat. Itu memang benar-benar, seperti Fortune, Dwipa, hampir semua depo rata-rata. Itu Pak. Yang sekarang itu yang saya perhatikan itu yang agak-agak bersih cuma namanya Depo Seacon dan Depo Puninar, agak bersih sedikit. Lainnya hampir rata-rata ada Pungli, Pak,” ungkap Abdul Hakim.

Bahkan Abdul Hakim memberikan contoh ketika berdialog dengan Jokowi tersebut. “Jadi contoh, Pak. Kita kan bawa kontainer nih, kosonganlah ataupun mau ambil (dalam keadaan) kosongan. Nah, kita laporan, kan. Diambillah. Itu harus ada uang tip, ia bilang ‘Boleh, ya?’ atau Rp5 Ribu paling, kadang-kadang Rp15 Ribu, ada yang Rp20 Ribu. Itu, kalau enggak dikasih, ya masih dikerjakan cuma diperlambat. Alasannya, ‘Yang sana dulu, yang ada duitnya’ katakan saya begitu, tapi kalau mereka itu enggak mau ngomong, Pak. Jadi begitu kira-kira Pak, pungli di dalam depo itu Pak,” katanya panjang lebar.

Menanggapi keluhan tersebut, Presiden juga mengaku sudah menangkap tentang situasi adanya siatusi seperti yang dialami para sopir kontainer tersebut. Karena memang sempat marak di Medsos.

Seperti diketahui, video Curhat seorang sopir kontainer sempat viral di Twitter. Dalam video yang diunggah ulang pemilik akun @ferry_kdg itu, sopir minta perhatian ke Presiden Jokowi untuk menertibkan tiga depo yaitu Fortune, Dwipa, dan New Priok Container Terminal One (NCPT 1).

“Andai saja statusku dibaca oleh Pak Presiden, saya tidak minta apa-apa, tidak minta uang, tidak minta mobil, tidak minta kekayaan ke Pak Presiden. Cuma satu, tolong bubarkan Depo Fortune, NPCT 1, sama Depo Dwipa,” kata sopir kontainer dalam video tersebut.

Sopir itu juga merasa kemacetan parah di Tanjungpriok telah berdampak pada pendapatan dan nafkah yang ia berikan untuk keluarga. Demikian juga dengan Pungli yang kerap dilakukan sejumlah depo kontainer.

“Tolong pak, saya mohon tolong dengan sangat hormat saya ke Pak Presiden, sakit Pak dimarahin istri terus, pulang nggak pernah bawa duit. Jalannya macet mulu, sama itu bertiga (depo), enggak G Fortune ya Dwipa, ya NPCT 1 Pak. Sakit Pak, setoran banyak, order banyak tapi nggak muter, karena mandek jalannya Pak. Saya mohon Pak, tolong dengarkan keluhan driver Tanjungpriok Pak,” ujar sopir tersebut.***

Editor: Mordiadi

Sumber: Setkab


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah