5 Jenis Aplikasi Terpopuler Tahun 2020, Semua Dipangaruhi Pandemi Covid-19

- 3 Januari 2021, 13:51 WIB
Aplikasi PeduliLindungi.
Aplikasi PeduliLindungi. /Tangkapan layar aplikasi PeduliLindungi

WARTA SAMBAS – Tahun yang teramat berat. Demikian penilaian banyak kalangan dalam menggambarkan kehidupan pada 2020. Pasalnya, sepanjang tahun, semua dituntut untuk berjibaku melawan penyebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Penerapan Protokol Kesehatan (Prokes) penanganan Covid-19 secara ketat, bukan hanya mengubah pola hidup masyarakat dunia, tetapi juga produk yang mereka gunakan.

Pandemi Covid-19 pun menjadikan aplikasi terpopuler pada 2020 sangat jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Lantaran kali ini semua erat kaitannya dengan upaya pencegahan penyebaran virus corona tersebut.

Sebagaimana diberitakan FixIndonesia.com dalam artikel berjudul “Ini Dia Deretan Aplikasi Populer di Tahun 2020, Ada Among Us dan Aplikasi untuk Lacak Covid-19", Minggu 3 Januari 2020, setidaknya terdapat 5 aplikasi terpopuler pada 2020, yakni:

Baca Juga: Hari Ini Din Syamsudin Nikahi Cucu KH Ahmad Ridwan, Pendiri Ponpes Gontor 

1. Aplikasi Pelacak Penyebaran Virus Corona

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) telah mengembangkan aplikasi buatan dalam negeri untuk melacak penyebaran virus corona yang dinamai PeduliLindungi pada pekan terakhir Maret 2020.

Cara kerja PeduliLindungi dipasang di Ponsel orang yang positif terjangkit Covid-19. Aplikasi ini memiliki fitur tracking, pelacakan, dapat melihat "log" pergerakan orang yang positif terinfeksi virus corona selama 14 hari ke belakang.

Berdasarkan hasil tracking dan tracing (penelusuran), aplikasi akan memberikan peringatan kepada nomor-nomor Ponsel di sekitar pasien positif Covid-19 untuk segera melakukan protokol Orang Dalam Pemantauan (ODP).

Baca Juga: Besok Habib Rizieq Shihab Sidang, PN Jakarta Selatan: Kita Minta Pengamanan Pihak Kepolisian

Sementara itu, pada awal April, dua rival kuat industri teknologi dunia, Google dan Apple, berkolaborasi untuk membuat sistem pelacak penyebaran virus corona baru (Covid-19) yang berpotensi menjangkau sepertiga populasi dunia.

Kedua raksasa teknologi itu akan memanfaatkan teknologi Bluetooth untuk melacak pergerakan orang dan dengan siapa mereka telah melakukan kontak dekat.

Dalam semangat kolaborasi ini, Google dan Apple mengumumkan upaya bersama untuk memungkinkan penggunaan teknologi Bluetooth dalam membantu pemerintah dan lembaga kesehatan mengurangi penyebaran virus.

Baca Juga: Wahai Gubernur, Bupati, dan Wali Kota…Lagi Ditantang Menparekraf Sandiaga Uno tu…

2. Aplikasi Telemedisin

Layanan telemedisin alias konsultasi kesehatan jarak jauh semakin digemari di tengah pandemi yang membuat ruang gerak terbatas. Penggunaan aplikasi ini menjadi salah satu indikator kuat bahwa pandemi Covid-19 adalah katalis atau faktor yang mempercepat transformasi digital.

Pada akhir Maret, aplikasi layanan kesehatan Halodoc berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan meluncurkan "Check Covid-19" untuk membantu penanganan virus corona di Indonesia. Bersama Kemenkominfo, Halodoc juga menghadirkan layanan telemedisin di dalam aplikasi PeduliLindungi.

Sementara itu, belum lama ini, aplikasi PeduliLindungi juga menambahkan layanan telemedisin untuk membantu masyarakat memantau kesehatan.

Baca Juga: FPI Dibubarkan, Anak Buah Prabowo Subianto Terbelah?

Kementerian bekerja sama dengan Good Doctor Technology dan GrabHealth untuk menyediakan layanan telemedis melalui menu "teledokter" yang tersedia selama 24 jam penuh.

Aplikasi daring bidang kesehatan Good Doctor, pada akhir Maret telah memberikan akses konsultasi dokter profesional gratis kepada masyarakat melalui akses daring, juga memberikan layanan pada pasien dengan penyakit kronis yang membutuhkan obat rutin setiap bulan.

Jika Halodoc bermitra dengan Gojek untuk mengantar obat yang dibutuhkan pasien, Good Doctor bekerja sama dengan Grab mengantarkan obat ke rumah pasien tanpa harus pergi ke rumah sakit.

Baca Juga: 26 Film Hollywood yang Bakal Menghiasi Bioskop Sepanjang 2021

Selanjutnya, aplikasi Alodokter pada Mei lalu memberikan layanan kesehatan berupa pendampingan dokter secara daring untuk setiap pasien Covid-19.

Pasien bisa berkonsultasi dengan dokter, dokter spesialis, hingga psikolog melalui aplikasi pesan dan mendapatkan bimbingan medis secara daring untuk mendukung proses pemulihan.

Baca Juga: Ingin Buang Lemak di Tubuh, Sebaiknya Konsumsi Ini Setiap Hari

3. Aplikasi Konferensi Video

Imbauan jaga jarak sosial telah mengubah perilaku banyak orang, sehingga panggilan video menjadi kebutuhan baru untuk berkomunikasi, bahkan rapat di perusahaan-perusahaan yang menerapkan kerja dari rumah (Work from Home/WFH) di tengah pandemi.

Kemenkominfo bahkan mencatat penggunaan aplikasi telekonferensi naik pesat hingga 443 persen sejak pandemi virus corona di Indonesia.

Dibuat pada 2011, Zoom mendapat spotlight tahun ini. Platform konferensi video melaporkan pendapatan 777,2 juta dolar AS (sekitar Rp10,9 Triliun) selama kuartal ketiga, lebih dari empat kali lipat pendapatannya dari kuartal yang sama tahun lalu.

Baca Juga: Ayo, Lihat Nama Penerima PIP Rp1 Juta di Link pip.kemdikbud.go.id

Ini merupakan dua kuartal berturut-turut di mana pendapatan Zoom meningkat empat kali lipat. Zoom tidak menyatakan jumlah total pengguna yang dimilikinya, tetapi jumlah pelanggan yang membayar terus bertambah. Pada awal Desember dilaporkan Zoom saat ini memiliki 433.700 pelanggan.

Meski sempat menghadapi isu privasi dan keamanan, Zoom meroket berkat keandalannya, integrasi web yang solid, dan juga ramah diakses lewat ponsel. Zoom juga memiliki batasan 40 menit untuk panggilan grup–di mana semua orang harus menutup panggilan–tetapi paket gratisnya itu berfungsi dengan baik.

Baca Juga: Hore! Biaya Buat SIM dan SKCK di Tahun 2021 Gratis, Ini Aturannya

Kesuksesan Zoom mendorong sejumlah perusahaan teknologi untuk mengembangkan platform panggilan video miliknya, seperti Microsoft Teams, Cisco Webex dan Google Meet.

Untuk panggilan yang bersifat pribadi, Google juga melakukan inovasi untuk Duo, begitu juga dengan Facebook yang melakukan pembaruan untuk Messenger dan WhatsApp.

Baca Juga: Buruan Hapus Adobe Flash Player dari Komputer!!!

4. Aplikasi Pendidikan

Pandemi Covid-19 juga menyebabkan kegiatan belajar mengajar harus dilakukan secara dalam jaringan (Daring). Pada pertengahan Maret, penyedia aplikasi belajar Ruangguru telah mengambil inisiatif untuk membuka kelas gratis bernama "Sekolah Online Ruangguru."

Platform tersebut menyediakan 15 kanal "live teaching" untuk berbagai mata pelajaran yang sudah disesuaikan dengan kurikulum nasional.

Sekolah Online ini tersedia untuk kelas 1 SD sampai kelas 12 SMA IPA dan IPS, kegiatan belajar akan dipandu pengajar dari Ruangguru.

Baca Juga: Tottenham Hotspur Kembali ke Jalur Kemenangan

Ruangguru berusaha membuat Sekolah Online seperti belajar biasa di kelas fisik, mereka juga akan mengadakan sesi bertanya lewat fitur "live chat" di aplikasi. Ruangguru juga menyediakan program gratis Pelatihan Guru Online.

Tidak hanya Ruangguru, awal April 2020, layanan belajar daring Zenius juga memberikan akses secara gratis melalui aplikasi Gojek. Di rumah, para siswa dapat memanfaatkan sejumlah layanan, seperti Zenius Live Teaching dan Rencana Belajar Harian dari Zenius.

Selain itu, pandemi tahun ini juga menghadirkan platform belajar online Kelas Pintar, yang menyediakan materi belajar untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA), baik jurusan IPA maupun IPS.

Baca Juga: BLT Subsidi Gaji Dipastikan Cair Kembali Awal Januari 2021, Cek Penerimanya di Sini

5. Aplikasi Hiburan

Platform video langganan menjadi andalan saat pandemic, membuat orang untuk tetap berada di rumah. Platform streaming Netflix menjadi salah satu yang populer di Indonesia, yang menyajikan film mancanegara maupun lokal.

Satu hal yang perlu dicatat tahun ini adalah kehadiran Disney Plus Hotstar di Indonesia, platform video langganan milik Disney, yang berkolaborasi dengan operator telekomunikasi Telkomsel pada September.

Layanan Disney+ Hotstar menghadirkan lebih dari 500 film dan acara spesial, serta 7.000 episode konten Disney, Pixar, Marvel, Star Wars, National Geographic, dan lainnya, sekaligus program eksklusif, seperti film, serial, dokumenter, dan konten pendek. Selain itu, Disney+ Hotstar juga menyajikan lebih dari 300 film Indonesia.

Tahun ini, platform video on demand milik Gojek, GoPlay juga banyak memproduksi konten original. Sementara, Viu menjadi semakin populer di tengah penikmat serial dan film drama dari Korea Selatan.

Baca Juga: Kabar Gembira, Subsidi Untuk Pelanggan PLN Kembali Dilanjutkan Pemerintah di Tahun 2021

Selain platform streaming, platform berbagi video TikTok juga menunjukkan tren positif tahun ini. Dalam masa pandemi, TikTok menjadi media untuk selebritas terhubung dengan para penggemar, juga menjadi tempat untuk berbagi momen kebersamaan meski saling berjarak.

Konten komedi menjadi primadona, begitu pula dengan konten edukasi, video masak hingga make up. Tercatat beberapa lagu yang populer untuk duet di TikTok, seperti "Kopi Dangdut", "Bahasa Kalbu" yang dinyanyikan lagi oleh Raisa, hingga "Terpikat Senyummu".***(Firda Rachmawati/FixIndonesia.com)

Editor: Mordiadi

Sumber: Fix Indonesia PRMN


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah