Sejarah Hari Perempuan Internasional: dari Tuntutan Jam Kerja yang Lebih Pendek sampai Jabatan Publik

5 Maret 2022, 16:31 WIB
Berbagai wujud perjuangan dan pencapaian mewarnai sejarah Hari Perempuan Internasional yang diperingati setiap 8 Maret. /6335159/Pixabay

WARTA SAMBAS - Berbagai wujud perjuangan dan pencapaian mewarnai sejarah Hari Perempuan Internasional yang diperingati setiap 8 Maret.

Tuntutan jam kerja yang lebih pendek dianggap sebagai awal sejarah Hari Perempuan Internasional.

Kini tuntutannya berupa kesetaraan gender dalam jabatan publik dan lainnya. Tetapi ini bukan menjadi akhir sejarah Hari Perempuan Internasional.

Penindasan dan diskriminasi memicu perempuan untuk lebih vocal dan akitf menuntut hak-haknya.

Baca Juga: Peringatan HPN 9 Februari 2022, Kapolri Listyo Sigit: Pers Garda Terdepan Jaga Optimisme saat Pandemi Covid-19

Itulah yang terjadi pada 1908, saat jalan-jalan di New York City dipadati 15.000 perempuan yang menggelar demonstrasi.

Dilansir internationalwomensday.com, saat itu perempuan peserta aksi demonstrasi di New York AS menuntut jam kerja yang lebih pendek, hak suara dan gaji yang lebih baik.

Momen itu pun dimanfaatkan Partai Sosialis Amerika Serikat untuk mendeklarasikan peringatan Hari Perempuan Nasional pertama pada 28 Februari 1909.

Sejak saat itu, perempuan AS terus merayakan Hari Perempuan Nasional pada pekan terakhir Februari.

Baca Juga: 5 Pria Perkosa Perempuan Pengamen di sekitar Taman Fly Over Universitas Indonesia, Diancam Pakai Beling

Kemudian muncul kesepakatan di Kopenhage Denmark untuk memperingati Hari Perempuan Sedunia untuk kali pertama di Austria, Denmark, Jerman dan Swiss pada 19 Maret 1911.

Lebih dari satu juta perempuan dan laki-laki menghadiri rapat umum Hari Perempuan Sedunia tersebut.

Mereka mengkampanyekan hak perempuan untuk bekerja, memilih, dilatih, memegang jabatan publik hingga mengakhiri diskriminasi.

Tetapi kampanye tersebut menyebabkan 140 pekerja perempuan di New York tewas pada 25 Maret 1911.

Baca Juga: Nicke Widyawati Dinobatkan Jadi Perempuan Paling Berpengaruh di Dunia, Peringkat 17 dari 100 Orang

Korban dari peristiwa yang disebut Tragedi Segitiga Api itu, kebanyakan merupakan imigran Italia dan Yahudi.

Tragedi Segitiga Api menjadi perhatian khusus pemerintah setempat. Kondisi kerja pun dikaji ulang. Demikian pula dengan UU Perburuhan di AS.

Setelah melalui perundingan panjang akhirnya disepakati Hari Perempuan Internasional diperingati setiap 8 Maret.

Pada 1914, perempuan di Eropa berkampanye menentang perang, memperjuangkan perdamaian, serta mengekspresikan solidaritas perempuan.

Baca Juga: MUI: Perempuan Tanpa BH, Kurang Sempurna

Di London, Inggris, para perempuan pawai dari Bow ke Trafalgar Square menuntut hak pilih perempuan pada 8 Maret 1914. Beberapa aktivis ditangkap.

Pada 1917 perempuan Rusia melaksanakan aksi pemogokan dan menggelorakan kampanye “Bread and Peace”.

Aksi tersebut sebagai bentuk respon atas kematian lebih dari 2 juta tentara Rusia di medan Perang Dunia I.

Para pimpinan politik Rusia pada saat itu menentang aksi para perempuan itu. Namun pemogokan masih terjadi hingga 4 hari.

Baca Juga: Hari Polwan 1 September: Sejarah 6 Perempuan Pertama yang Masuk Pendidikan Kepolisian

Tsar pada saat itu dipaksa turun dari jabatannya dan pemerintahan sementara memberikan perempuan hak untuk memilih.

Sementara Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) baru pertama memperingati Hari Perempuan Internasional pada 1975.

Kemudian pada 1977, Majelis Umum PBB mengeluarkan resolusi hak-hak Perempuan dan perdamaian internasional diperingati masing-masing negara.

Pada 8 Maret 1996, PBB mengumumkan tema tahunan Hari Perempuan Internasional yakni “Merayakan Masa Lalu, Merencanakan Masa Depan.”

Baca Juga: 19 Napi Lapas Perempuan Denpasar Sekarat, 1 Diantaranya Tewas Setelah Tenggak Disenfektan Dicampur Nutrisari

Di era 2000-an, topik feminisme masih kurang populer di berbagai bidang. Kesadaran dunia atas kesetaraan gender belum sepenuhnya tercapai.

Para perempuan untuk melakukan sesuatu yang lebih inovatif guna menggelorakan kembali semangat Hari Perempuan Internasional.

Pada 100 tahun Hari Perempuan Internasional 2011, tokoh-tokoh dan selebriti di berbagai penjuru dunia ikut terlibat.

Dunia telah menyaksikan perubahan signifikan dalam pemikiran serta sikap perempuan.

Kini lebih banyak perempuan menduduki jabatan-jabatan strategis di ruang publik, lebih banyak perempuan memiliki karir yang lebih variatif.***

 

 

Editor: Mordiadi

Sumber: Internationalwomenday.com

Tags

Terkini

Terpopuler